Pengumuman Ujian Ebta berlangsung 3 minggu kemudian, yang jatuh hari
Sabtu, aku ke sekolah untuk lihat hasil ujian sekaligus untuk bertemu
dengan Pak Lubis karena rasa kangenku, tapi Pak Lubis sedang rapat di
kopertis. Aku pulang dari sekolah kira-kira jam 04.30 sore dengan
langkah gontai aku tiba di rumah, di saat itu mamaku mau pergi dengan
temannya.
"Nov.. jaga rumah ya.. Mama mau arisan, pulangnya jam 09.00, kedua adikmu juga baru pergi ke Mal."
"Iya.. Ma, jangan lupa oleh-oleh buat Nov.."
Mama pun pergi, dengan agak malas aku masuk ke dalam rumah, karena aku
berharap di malam Minggu ini aku bisa bersama Pak Lubis. Setelah menutup
pintu aku ke kamarku dan mandi. Selesai Mandi ketika aku sedang
memandangi dan memijat-mijat kedua payudaraku karena 3 minggu tidak
tersentuh oleh tangan laki-laki, tiba-tiba pintu kamarku dibuka, rupanya
ayahku baru pulang dari bengkel, ayahku memang pemilik sebuah bengkel
di kota Jakarta ini. "Eh.. Ayah.." aku langsung mengambil handuk untuk
menutupi payudaraku. Ayah yang juga kaget lalu menutup pintu kamar dan
bertanya padaku dari luar kamar.
"Mamamu sama adik-adikmu kemana..?"
"Pergi.. yah, Mama ada arisan, Adik-adik ke Mal."
"Ooohh, eh.. iya gimana kamu lulus, nggak.."
"Lulus.. Yah.."
"Ya.. sudah.. Ayah mau istirahat.."
Suara ayah lalu menghilang. Aku yang masih agak kaget atas kejadian yang
baru terjadi, tiba-tiba perasaanku berubah. Ada perasaan untuk menggoda
ayahku karena sudah 3 minggu aku horny, ingin sekali merasakan
kehangatan laki-laki, akhirnya aku memilih baju sackdress berwarna hitam
dengan hanya menggunakan celana dalam tanpa memakai BH, jadi bentuk
payudaraku agak terbayang.
Aku keluar kamar dan kulihat ayah sedang nonton TV di ruang keluarga,
kuhampiri ayahku, salah satu tangan ayah memegang gelas berisi kopi dan
yang satunya memegang remote TV. Aku membayangi jika tangan ayah yang
kekar menjamah tubuhku. Lalu aku duduk di sofa sebelah ayah. Tiba-tiba
ayah mencium pipiku.
"Selamat.. ya.. Nov.. kamu ada rencana kuliah dimana..?"
"Wah.. belum.. tau Yah.. Nov.. binggung."
Ciuman ayahku membuatku agak terangsang, lalu aku menyadarkan kepalaku pada bahu ayah.
"Yah.. minumnya hanya kopi.."
"Ayah.. sudah cari yang lain.. tapi di dapur nggak ada.."
"Ayah.. mau tambah.. susu?"
"Emangnya ada.. koq Ayah.. nggak lihat.. di kulkas yach.."
Ayah lalu berusaha bangkit menuju ke arah kulkas, tapi buru-buru kucegah. Sehingga ayah duduk lagi.
"Susunya.. di sini koq.. Yah.."
"Mana..?"
Aku tidak menjawab, lalu aku bangkit dari dudukku dan berdiri tepat di
depan Ayahku. Tali baju saCDress aku turunkan sampai hampir ke perut dan
terpampanglah payudaraku yang mancung diselimuti kulit yang halus di
depan muka ayahku. Ayahku agak terkaget melihatku.
"Nov.. ka.. kamu.. ngapain.."
Ayah terbata-bata sementara matanya tidak berpaling terus menatap payudaraku.
"Ini susunya.. Yah.. buat Ayah.."
"Ka.. ka.. kamu.. gila.. Nov.. mau godain.. Ayah.."
"Mumpung.. Mama dan adik-adik pergi.. Yah.."
Kugapai tangan ayahku yang masih terbengong lalu kutempelkan tangannya
di payudaraku. Tangannya yang kekar tepat memenuhi payudaraku. Tangannya
agak basah berkeringat. Tapi tiba-tiba tangan itu meremas payudaraku
dengan lembut.
"Aaahh.. terus.. Yah.."
"Nov.. payudaramu indah sekali.. bening banget.. kenyal lagi.."
Ayah yang sudah terangsang mulai mencium payudaraku, dicium, dijilat,
dikenyot, dihisap dan digigit putingku yang berwarna kemerahan.
"Yah.. aahh.. aahh en.. enak.. Yah.."
"Iya.. sayang.. putingmu.. manis.."
Sementara payudaraku sedang dimakan oleh mulut ayahku, tangannya mulai
merambah ke pahaku, rok sackdres-ku diangkatnya lalu diraihnya celana
dalamku dan ditarik ke bawah hingga kaki, otomatis vaginaku yang ranum
terpampang jelas dan menyerbakkan aroma harum ke ruang keluarga.
"Nov.. bau apa ini.. harum sekali.."
"Bau vagina Nov.. Ayah.. khan.. Nov.. baru mandi."
"Waawww.. pasti rasanya.. enak.. juga.. ya.."
"Kalau Ayah mau.. mencoba.. boleh.. kok.. sodok aja sama batang.. Ayah.. yang mulai nonjol.."
Kulihat batang kemaluan ayah sudah mulai mendesak dari balik celana yang
dikenakannya. Tubuhku lalu digendong ayah dan dibaringkan di sofa, lalu
ayah jongkok persis di pahaku dimana vaginaku sudah terpampang dengan
jelas. Dengan lembut ayah menjilati bibir vagina lidah ayah sangat
lembut sehingga aku menggelinjang.
"Aahh.. aahh.. Ayah.. eennaakk.. sekali.."
Phaku kutekan sehingga kepala ayahku terjepit ini kulakukan karena aku
tidak ingin ayahku melepaskan jilatan lidahnya pada vaginaku.
"Nov.. vaginamu.. segar.. sekali.. Ayah.. suka.."
Lidah ayah semakin ke dalam dan ketika klitorisku terjilat aku berontak keenakan.
"Iyah.. iyah.. itu.. Yah.. enak.. sekali.. heehh.."
"Nov.. Ayah.. juga.. suka.. rasanya manis.. deh.."
Klitorisku dijilat ayah sampai 15 menit kemudian dan akhirnya meledaklah
vaginaku dengan menyemburkan cairan yang banyak sekali membasahi
vaginaku dan lidah ayah, tapi dengan tangkas ayah langsung menelan
cairan kental milikku sehingga sedikit sekali yang membasahi pahaku.
"Aaargghh.. arrghh.. Aayaahh.. nikmat.. sekali.. aahh.. aahh.." Lemaslah
tubuhku di sofa, sementara ayah mempersiapkan diri untuk menyodokku.
Ayah melepaskan semua pakaiannya hingga bugil dan kulihat batang
kemaluan ayah yang besar sekali melebihi punya Pak Lubis karena aku
perkirakan panjangnya 20 cm dengan diameter 4 cm, aku tersenyum melihat
ayahku karena aku yakin pasti aku bisa dibuat puas oleh ayahku.
Ayah berdiri di depan mukaku, batang ayah diarahkan ke mulutku, ayah
menginginkan batangnya dijilat olehku. Tanganku mencoba meraih batang
ayah, tetapi saking besarnya tanganku tidak bisa menggenggamnya. Lidahku
kujulurkan menjilati batang ayah yang berurat, kujilat, kuhisap, kuemut
dan kugigit layaknya anak kecil makan es loli. Kulirik ayah hanya
merem-melek menikmatinya serbuan mulutku pada batangnya. Hampir 15 menit
lamanya ketika batang ayahku basah oleh ludahku, ayah memindahkan dari
mulutku dan langsung ditempelkan tepat di bibir vaginaku. Kakiku
dibukanya hingga vaginaku terbuka lebar. Kedua tangan ayah memegangi
telapak kakiku lalu batangnya mulai menyodok vaginaku, tapi karena
batang ayah yang super gede dan tidak dipeganginya maka meletot batang
ayah di luar vaginaku.
Ayah lalu memegang batangnya dan tepat ditempelkan pada vaginaku dan
kembali menyodokkan batangnya pada vaginaku, walaupun vaginaku pernah
terbongkar oleh batangnya Pak Lubis, kepala sekolahku, dan batang ayah
yang super gede maka tidak bisa sekali sodok untuk memasukkan batangnya
ke vaginaku. Akhirnya setelah 15 kali ayah berusaha menyodokkan
batangnya, masuklah hingga setengahnya ke dalam vaginaku. "Heekh..
heekh.. Yah.. punya Ayah.. gede.. banget.. masuknya sampe.. vagina..
Nov.. robek.. nih.. aahh.. aah.. sshh.. sshh.. terus.. yah.. terus.. e..
e.. enak.. deh.." Hantaman batang ayah yang besar di dalam vaginaku
membuatku sesak nafas untuk menahannya tapi rasanya sangat nikmat. Ayah
terus menghentakkan batangnya ke vaginaku dengan genjotannya secara
terus menerus sampai hampir satu jam lamanya setelah keringat deras
mengucur dari tubuhku dan tubuh
ayah dan aku mulai kejang-kejang seakan ingin memuntahkan cairan dari
vaginaku yang pada akhirnya keluarlah dengan deras cairan dari vaginaku
membasahi batang ayah yang masih terdiam di dalam vagina milikku
disertai eranganku.
"Aarrgghh.. aarrgghh.. Ayah.. Nov.. keluar.. nih.. Yah.. sshh.. sshh..
aagghh.. agghh.. eennaakk.. deh.. aahh.. aahh.." Lemaslah dengan lunglai
tubuhku di sofa, sedang kulihat ayah belum merasakan apa-apa. Tiba-tiba
ayah memegang kedua tanganku lalu mengangkat tubuhku dimana batang ayah
masih tertancap di vaginaku, sehingga posisi kami sekarang ayah seakan
menggendongku, tanganku memeluk leher ayah. Dengan posisi berdiri ayah
menggoyangkan tubuhku, digendongannya naik-turun menggerakkan batangnya
menembus vaginaku sehingga aku loncat-loncat. Aku sangat menyukai yang
dilakukan ayahku karena sudah pasti rasanya batang itu lebih ke dalam
lagi memasuki vaginaku. Walaupun tubuhku yang sudah lemas tapi aku
berusaha mengimbangi gaya ayahku, payudaraku yang ranum, padat, kenyal
sudah diserbu mulut ayah baik digigit, dikenyot, dihisap putingnya. Aku
membalas dengan mengecup dahinya sambil mengelus rambutnya.
Posisi ini dilakukan ayahku selama 15 menit yang lalu mengubah posisi
lagi dimana batang ayah yang masih menancap di vaginaku dan tubuhku
diputar lalu diletakkanlah tubuhku kembali di atas sofa jadi posisi yang
sekarang, aku menungging disodok ayah. Posisi inilah yang rupanya
disenangi ayahku, karena dia merasakan bahwa batangnya lebih menyodok ke
dalam lagi. "Heeh.. heeh.. heeh.. Nov.. vaginamu.. luar.. biasa..
sekali.. batang.. Ayah.. kayak.. dipelintir.. Ayah.. suka.. sekali..
heehh.. hhgghh.. hhgghh.." Selama satu jam Ayah menyodokku dengan posisi
nungging dan tiba-tiba tubuh ayah mengejang dan batangnya dicabut dari
vaginaku dan batangnya diarahkan ke mulutku yang tertutup dan secara
otomatis langsung kubuka mulutku menyambut batang ayah yang langsung
menumpahkan cairan yang banyak sekali dan hangat sehingga cairan ayah
otomatis tertelan di mulutku tapi saking banyaknya cairan itu akhirnya
meleleh sampai mukaku.
"Aaarghh.. argghh.. Nov.. isap.. Nov.. telan.. nih.. cairan.. Ayah.. aarghh.. arghh.. sshh.. nikmatnya.."
"Mmbbmm.. mmbmm.. ssllrupp.. ssllruupp.. ahh.. Yah.. cairan.. Ayah.. nikmat.. sekali.."
Ambruklah tubuh ayah meniban tubuhku di sofa dan kami pun tertidur. Jam
08.00 malam aku terbangun dari tidurku di saat ayah menggendong tubuhku
yang bugil menuju kamarku.
"Yah.. terima kasih.. Yah.. Nov.. merasakan.. kenikmatan.. yang.. tiada
tara.. tapi lain kali cairan.. Ayah.. masukin aja.. di dalam. vagina
Nov.."
"Iya.. sayang.. nanti.. Ayah.. kasih.. Ayah.. juga.. terima kasih..
atas.. kenikmatan vaginamu.. sekarang kamu.. tidur.. di kamar ya.. nanti
ibumu.. pulang."
Tubuhku diletakkan ayah di tempat tidurku dalam kamarku, setelah
mengecupku ayah meninggalkanku yang terbaring bugil keluar kamarku dan
tidak lama kemudian kudengar ayahku mandi sedangkan aku tertidur lagi.
Hubunganku dengan ayah berlanjut terutama jika ibu dan kedua adikku
tidak di rumah. Kami pun sering melakukan di motel. Tapi sebaik-baiknya
perbuatan, kalau yang busuk pasti terbongkar. Terbongkarnya perbuatanku
dengan ayah ketika sudah hampir 1 bulan berjalan. Malam itu sekitar
setengah satu ketika aku sedang tidur "ayam" di kamarku dan sudah tiga
hari aku dan ayah berhubungan, ayah masuk ke kamarku untuk melakukan
hubungan badan, setelah 1 jam lamanya kami berhubungan di saat posisiku
sedang di atas tubuh ayah, vaginaku tertusuk batang ayah. Pintu kamar
terbuka dan di luar kamar ibuku melihat apa yang kami lakukan. Rupanya
ibu terbangun dan mencari ayah dan tidak mengira kalau suaminya atau
ayahku sedang berhubungan dengan diriku. Ibuku langsung menjerit dan
meninggalkan aku dan ayah dengan terbengong. Ibuku lari ke kamarnya
sambil menangis. Kami pun langsung berdiri dan berpakaian lalu ke kamar
ibuku. Malam itu ibuku marah besar kepadaku dan ayah. Aku dan ayah
akhirnya tidak tidur dan hanya duduk menyesali perbuatan kami di ruang
tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar