Dua
hari setelah persetubuhanku dengan Hendra, aku ambil libur. Sore itu aku
berangkat dengan diantar Ida adikku untuk berenang di sebuah hotel yang
cukup besar. Setelah berganti dengan baju renang, aku melangkahkan kaki
ke tepi kolam. Beberapa pemuda melirikku dengan pandangan nakal.
” suitt...suitt... Cantik...” terdengar celetukan dari kumpulan pemuda tersebut
Aku menoleh ke arah mereka dan tersenyum manis dan kukedipkan mata ke arah mereka.
Setelah melakukan pemanasan aku lalu turun ke air untuk menyesuaikan diri dengan suhu air, baru aku mulai berenang.
Aku berenang bolak-balik 3 kali putaran lalu beristirahat di pinggir
kolam sambil mengatur napas. Beberapa pemuda yang lewat tersenyum
menggodaku, aku balas terseyum.
"Sendirian saja mba Yuyun?" Suara yang ramah mengagetkanku dari belakang.
"Ii...ya..." Jawabku sambil menoleh ke belakang.
Ternyata Anto, pacar Indah, adikku yang bungsu menyapaku, aku menjadi
tenang tetapi sedikit merasa risih karena ia melihatku tanpa berkedip.
”mba Yuyun sering yang berenang disini?” tanya Anto memulai percakapan
”Kadang kadang Nto, Kamu sering juga ya kesini?” aku balik bertanya
”Iya mba, aku kesini hampir setiap minggu, lumayan disamping olah raga
bisa lihat yang indah indah seperti mba Yuyun” jelasnya mencoba
memujiku.
”bisa aja kamu Nto..” aku mencoba menepis pujiannya.
”suerr mba, bener bener indah kok” ia mencoba memper tahankan pendapatnya.
Sambil mengobrol ia melakukan pemanasan. Sesekali aku melirik untuk
melihat tubuhnya yang kekar. Lalu mataku turun lagi ke dadanya yang
bidang dan perutnya yang sangat berotot.
Saat mataku sampai ke celana renangnya, dadaku berdegup kencang, celana
itu terlihat sangat menonjol pada bagian tengahnya. Pasti besar sekali
kontolnya, mungkin bahkan lebih besar dari pada kontol suamiku,
batinku.
Setelah 7 kali bolak-balik ia menepi ke sampingku yang sedang duduk di
tepi kolam untuk beristirahat. Ia meletakkan tangannya di sampingku
sehingga sikunya menyentuh paha kananku. Terasa ada rangsangan birahi.
"Kesini pake apa mba?" Tanyanya sambil menatapku dengan tajam. seolah olah ingin menembus baju renangku
"Diantar sama Ida naik motor" Jawabku sambil menghindari pandangan matanya.
"Trus.. Sekarang Idanya kemana?" Sahut Anto melirik sekeliling.
"Langsung pulang jagain keponakan..." Sebelum ia sempat menanyaiku lagi, aku langsung melompat terjun.
Setelah menyeberang sekali, aku lansung naik karena ingin segera pulang.
Aku tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang mengenalku di kolam
renang ini, karena letaknya cukup jauh dari tempat tinggalku. Yang
bertemu denganku ternyata Anto, pacar adikku. Dimana saat ngapel Indah,
sering terlihat mencuri curi pandang saat aku melintas ruang tamu atau
saat berpapasan, terlebih lagi saat ini aku hanya mengenakan baju renang
hingga otomatis menampakkan sebagian tubuhku yang indah. Aku ke ruang
bilas dan langsung berganti pakaian. Aku memakai rok setinggi lutut.
Dengan mengenakan pakaian yang lumayan ketat terlihat garis garis
tubuhku yang masih terbentuk seperti biola spanyol.
Tanpa pamit dengan Anto aku langsung keluar hotel dan saat melangkahkan
kaki menuju jalan raya untuk mencari angkot, tiba tiba ada motor yang
memotong jalanku. Aku kaget bukan kepalang, kukira aku akan dirampok.
Dan ternyata Anto yang berada diatas motor tersebut.
”kamu bikin kaget aja Nto” lontarku sambil melotot kearahnya
"sorry mba, habis keburu buru ngejar mba, mau aku antar pulang mba?" Tawar Anto dengan sopan.
Aku berpikir sejenak, sebelum aku sempat menjawab Anto sudah menyodorkan helm.
”Ayo mba” ajaknya sekali lagi
Dengan ragu aku menerima helm itu dan mengenakannya. Aku duduk
menyamping diboncengan dan tangan kananku melingkar di pinggangnya.
Berboncengan di motor sudah sering aku lakukan, tapi kali ini aku
sedikit berdebar saat duduk di boncengan sambil memeluk pinggang Anto.
Teringat saat berboncengan dengan Hendra beberapa hari lalu. Seperti
halnya Hendra, Anto pun membawa motor sering dengan mendadak mengerem
motornya sehingga payudaraku menekan punggunnya. Terasa ada rangsangan
saat payudaraku menempel. Semakin sering menyentuh menambah rangsangan
birahiku semakin tinggi. Saat aku membayangkan rasa birahi itu tanpa aku
sadari arah motor Anto bukan menuju arah rumahku.
”kita mau kemana nih Nto?” aku bertanya
”sorry mba, Anto mau ajak mba nonton, mau kan?” ajaknya manja
"Aduh gimana ya Nto.. Ini kan sudah sore" Jawabku mencoba menolak ajakannya
"Please mba.. Ini film yang pengen banget Anto tonton, lagian ini hari
pemutarannya yang terakhir. Anto yang traktir deh" bujuk Anto
"Iya deh.. Tapi habis itu langsung pulang" tegasku.
”oke mba, nanti kita langsung pulang”
Tak lama kami sampai ke sebuah bioskop, Aku turun di pintu masuk dan Anto memarkir motornya.
Setelah memesan tiket, kami pun masuk ke dalam dan ternyata yang menonton sangat sedikit, mungkin sekitar 3 pasang.
Tak lama kami duduk film pun dimulai.
”mba Yuyun senang nonton film apa?” tanya Anto membuka percakapan.
”Aku, suka nonton film drama Nto” jawabku
”Kalo film horror suka ga?” tanyanya hati hati
”gak suka, ini film horor ya?” spontan aku bertanya sambil memegang lengannya.
Aku paling takut menonton film horor. Sejak kecil apabila di telivisi pasti aku bersembunyi di balik bangku.
”jahh.., sorry mba. Anto gak tau kalo mba takut nonton film horor” Anto
minta maaf sambil memegang punggung tanganku dan mengusap usapnya serta
menggengamnya mencoba memberikan keberanian padaku.
Belum lama berselang, aku tercekat kaget saat tangan Anto merangkul bahuku dan berbisik di telingaku.
“mba Yuyun, aku suka sama mba” bisiknya desahan nafasnya menerpa kupingku. membangkitkan birahiku.
Aku diam tak menjawab dan berusaha untuk tenang dan tak bereaksi apa-apa. Melihat aku diam saja Anto semakin berani merayuku.
“Anto sebenarnya suka dengan mba Yuyun sejak melihat mba. Sayang Anto ud
jadian sama Indah. Apalagi setelah tahu mba punya nya Bapak Aa”
rayunya lagi
Sambil mukanya didekatkan ke wajahku hingga terasa dengusan nafasnya. Aku merinding, terasa birahiku naik.
Aku menjadi deg-degan, dan sepertinya Anto mengetahui kalau aku mulai
memakan umpan yang ia berikan. Tangannya mulai turun ke dadaku dari
bahu. Ternyata tangannya sangat lihai meskipun dari luar putaran-putaran
jarinya mampu membuatku sesak karena buah dadaku yang telah mengeras.
Tangannya terus aku pegang. Tangannya yang satu berhasil kutahan
sementara yang lain berhasil lolos dan semakin aktif.
Dia berhasil membuka kancing-kancing bajuku bagian atas lalu tangannya
bermutar-mutar di atas BH-ku yang tipis. Malu juga rasanya kalau Anto
tahu bahwa putingku sudah keras sekali. Bibirnya yang bermain di leherku
mulai turun ke bahu dan entah bagaimana caranya, ternyata Anto telah
menurunkan tali BH dan bajuku sampai ke pinggang lalu bibirnya bermain
diatas BH-ku dan sekali renggut buah dadaku yang telah terekspos pada
bibirnya.
Aku menjadi semakin lupa diri, lupa pada Aa' dan lupa kalau Anto adalah
kekasih adikku dan kemungkinan besar akan menjadi iparku kelak. Begitu
buah dadaku terekspos, Anto tidak langsung mencaplok, tapi putingku yang
keras dirangsang dulu dengan hidungnya. Nafasnya yang hangat sudah bisa
membuat putingku semakin mengeras.
Lalu dia ciumi pelan-pelan buah dadaku yang berukuran 36D itu, mula-mula
bagian bawah terus melingkar sehingga hampir semua bagian buah dadaku
dicium dengan lembut olehnya. Belum puas menggodaku, lidahnya kemudian
mulai menari-nari di atas buah dadaku. Akhirnya pertahananku pun jebol
hingga aku mulai mendesah halus. Akhirnya apa yang kukhawatirkan
terjadi, lidahnya mulai menyapu sekitar puting dan akhirnya..
Akh.. putingku tersapu lidahnya.. Perlahan mula-mula, semakin lama
semakin sering dan akhirnya putingku dikulumnya. Ketika aku merasa
nikmat, ia melepaskannya dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi
lagi. Perlahan mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya putingku. Kali
ini putingku digigitnya perlahan sementara lidahnya berputar-putar
menyapu putingku. Sensasi yang ditimbulkannya sungguh luar biasa.
Melihatku mendesah, Anto semakin berani. Selain menggigit-gigit kecil
putingku sembari lidahnya menyapu-nyapu, tangannya mulai bermain di
lututku. Perasaan yang kupendam selama ini kelihatannya mulai
bergejolak. Hal itu membuatku membiarkan tangannya menggerayangi lutut
dan masuk menyelusup ke dalam rokku untuk mengelus pahaku. Dia tahu
bahwa tubuhku merinding menahan nikmat dan dengan lihai tangannya mulai
mendaki dan kini berada di selangkanganku.
Dengan lembut Anto mengusap pangkal pahaku di pinggiran CD-ku. Hal ini
menimbulkan sensasi dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk
tenang lagi, sebentar-bentar menggelinjang. Aku sudah tak dapat lagi
menyembunyikan kenikmatan yang kualami, hal ini bisa dia ketahui dengan
telah lembabnya CD-ku. Jarinya yang besar itu akhirnya tak mampu kutahan
ketika dia memaksa menyelinap ke balik CD-ku dan langsung menuju
clitku. Dengan lembut dia memainkan jarinya sehingga aku terpaksa
menutup bibirku agar lenguhanku yang keluar tak terdengar oleh penonton
yang lain.
Jarinya dengan lembut menyentuh clitku dan gerakannya yang memutar membuat tubuhku serasa ringan dan melayang.
Akhirnya pertahananku jebol, cairan kental mulai keluar dari vaginaku
dan Anto mengetahuinya hingga semakin mengintensifkan serangannya.
Akhirnya puncak itu datang, kupeluk kepalanya dengan erat dan
kuhunjamkan bibirku ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Anto dengan sabar
mengelus clitku hingga membuatku bergetar-getar seolah tak berhenti.
Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan dengan baik olehnya. Sementara
jari jempolnya tetap memainkan clitku, jari tengahnya mengorek-ngorek
lubangku mensimulasi apa yang dilakukan laki-laki pada wanita. Aku
megap-megap dibuatnya, entah berapa lama Anto membuatku seperti itu dan
sudah berapa kali aku mengalami orgasme.
Aku lalu memberanikan diri, kujulurkan tanganku ke arah selangkangannya.
Di sana jemariku menemukan gundukan yang mulai mengeras. Begitu tersapu
oleh belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang hangat yang
mengeras.
Jariku terus membelai turun naik sepanjang batang itu yang menurutku
sangat besar untuk ukuran seorang pemuda berusia 21 tahun. Secara
perlahan batang tersebut bertambah panjang dan besar hingga menimbulkan
getaran-getaran yang membuatku kembali mencapai orgasme. Saat orgasme,
tanganku secara tak sengaja meremas-remas bolanya sehingga Anto pun
terangsang.
"Kita ke tempat kosku ya Kak.." bisiknya kemudian sambil mengecup daun telingaku.
Aku mengangguk, dan setelah merapikan pakaian yang aku kenakan, Anto
menarikku sehingga aku berjalan mengikutinya. Setelah 10 menit naik
motor, kami mulai memasuki sebuah bangunan yang besar dan agak sepi.
Saat dia menggandeng pinggulku menuju kamarnya, beberapa orang anak kost
di sana tampak menatap kami dengan pandangan penuh pengertian. Tapi itu
tetap tak mengurangi rasa kikuk dan canggung yang menyerangku. Apa yang
sedang kulakukan di sini, batinku.
Saat aku sampai di depan pintu kamar kostnya yang terbuka, aku terdiam
sejenak. Keraguan besar mendadak menyerangku, dan itu ternyata ditangkap
oleh Anto. Dengan tenang dia menangkap bahuku dari belakang dan dengan
pelan dia mendorongku masuk ke dalam. Setelah menutup pintu dan
menguncinya, lalu tangannya turun ke pinggulku dan kemudian memutar
tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan untuk pertama kalinya sejak
dari kolam renang.
Kami berhadapan sejenak, lalu Anto tersenyum dan kembali bibirnya
mengecup bibir bawah dan atasku bergantian dan berusaha membangkitkan
gairahku lagi. Aku mendesah kecil ketika tangannya turun ke bokongku
kemudian meremasnya lalu menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Bibirnya
perlahan mengecup bibirku, bibirnya merambat di antara dua bibirku yang
tanpa sadar merekah menyambutnya.
Lidah itu begitu lihai bermain di antara kedua bibirku mengorek-ngorek
lidahku agar keluar. Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi nikmat
yang belum pernah aku rasakan, sehingga dengan perlahan lidahku dengan
malu-malu mengikuti gerakan lidahnya mencari dan mengikuti kemana
lidahnya pergi.
Dan ketika lidahku menjulur memasuki mulutnya, dengan sigap Anto
menyambutnya dengan lembut dan menjepit lidahku di antara langit-langit
dan lidahnya. Tubuhku menggeliat menahan nikmat yang timbul, itulah
ciuman ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidupku.
Pada saat itulah aku merasa Anto membuka kancing-kancing bajuku. Tubuhku
sedikit menggigil ketika udara malam yang dingin menerpa tubuhku yang
perlahan-lahan terbuka ketika Anto berhasil memerosotkan bajuku ke
lantai. Kemudian tangannya menjulur lagi ke pinggul, kemudian berhenti
di bokong untuk meraih retsleting yang ada di rokku lalu menariknya ke
bawah dan menanggalkan rokku ke lantai.
Aku lalu membuka mataku perlahan-lahan dan kulihat Anto sedang menatapku
dengan tajam tanpa berkedip. Dia tampak tertegun melihat tubuh mulusku
yang hanya terbungkus oleh BH dan CD yang ketat. Sorotan matanya yang
tajam menyapu bagian-bagian tubuhku secara perlahan, pandangannya agak
lama berhenti pada bagian dadaku yang kencang membusung. BH-ku yang
berukuran 36B memang hampir tak sanggup menampung bongkahan dadaku,
sehingga menampilkan pemandangan yang mengundang syahwat lelaki, apa
lagi darah muda seperti Anto.
Tatapan matanya cukup membuatku merasa hangat, dan dalam hati kecilku
ada perasaan senang dan bangga dipandangi lelaki dengan tatapan penuh
kekaguman seperti itu. Rasanya semua usahaku selama ini untuk menjaga
kekencangan tubuh tidak sia-sia. Aku terseret maju ketika lengan kekar
Anto kembali merangkul pinggangku yang ramping dan menariknya merapat ke
tubuhnya.
Tanganku terkulai lemas ketika sambil memelukku, Anto mengecup
bagian-bagian leherku sambil tak henti-hentinya membisikkan
pujian-pujian akan kecantikan bagian-bagian tubuhku. Akhirnya kecupannya
sampai ke daerah telingaku dan lidahnya secara lembut menyapu bagian
belakang telingaku.
Aku menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan rintihan kecil lepas
dari kedua bibirku. Anto telah menyerang salah satu bagian sensitifku
dan dia mengetahui sehingga ia melakukannya berulang kali.
"mba Yuyun.. Aku ingin menghabiskan malam ini bersama kamu.., jangan menolak ya.. please.." bisiknya dengan penuh pesona.
Kemudian bibirnya kembali menyapu bagian belakang telingaku hingga
pangkal leherku. Aku tak sanggup menjawab, tubuhku terasa ringan dan
tanpa sadar tanganku kulingkarkan ke lehernya. Rupanya bahasa tubuhku
telah cukup dimengerti oleh Anto sehingga dia menjadi lebih berani.
Tangannya telah membuka kaitan BH-ku dan dalam sekejap BH itu sudah
tergeletak di lantai.
Tubuhku serasa melayang. Ternyata Anto telah mengangkat tubuhku,
dibopongnya ke tempat tidur dan dibaringkan secara perlahan. Kemudian
Anto menjauhiku dan dengan perlahan mulai melepaskan pakaiannya. Aku
sangat menikmati pemandangan ini. Tubuh Anto yang kekar dan berotot itu
tanpa lemak hingga menimbulkan gairah tersendiri untukku. Dengan hanya
mengenakan celana dalam, Anto duduk di ujung ranjang.
Aku berusaha menduga-duga apa yang akan dilakukannya. Kemudian dia
membungkuk dan mulai menciumi ujung jariku kakiku. Aku merintih kegelian
dan berusaha mencegahnya, namun Anto memohon agar dia dapat
melakukannya dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi yang
ditimbulkannya, akhirnya aku biarkan dia menciumi, menjilat dan mengulum
jari-jari kakiku.
Aku merasa geli, tersanjung sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan
kenikmatan ini. Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang menurutnya
sangat indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan dengan perlahan
tapi pasti bibirnya semakin bergerak ke atas menYunsuri paha bagian
dalamku.
Rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan membuatku lupa diri dan tanpa
sadar secara perlahan pahaku terbuka. Anto dengan mudah memposisikan
tubuhnya di antara kedua pahaku. Aku berteriak tertahan ketika Anto
mendaratkan bibirnya di atas gundukan vaginaku yang masih terbungkus CD.
Tanpa mempedulikan masih adanya celana dalam, Anto terus melumat
gundukan tersebut dengan bibirnya seperti saat sedang menciumku.
Aku berkali-kali merintih nikmat. Getaran-getaran orgasme mulai
bergulung-gulung, tanganku meremas apa saja yang ditemuinya, sprei,
bantal, dan bahkan rambut Anto. Tubuhku tak bisa diam bergetar
menggeliat dan gelisah, mulutku mendesis tanpa sengaja, pinggulku
meliuk-liuk erotis secara refleks dan beberapa kali terangkat mengikuti
kepala Anto.
Untuk kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi dan pada saat
itu Anto tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menarik celana dalamku
lepas. Aku agak tersentak tetapi puncak orgasme yang makin dekat
membuatku tak sempat berpikir untuk bertindak apa pun.
Dengan perlahan lidah Anto menyentuh belahannya, aku menjerit tak
tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik di belahan vaginaku,
puncak orgasmeku datang tanpa tertahankan. Tanganku memegang dan meremas
rambut Anto, tubuhku bergetar-getar dan melonjak-lonjak. Anto tetap
bertahan pada posisinya, sehingga lidahnya tetap bisa menggelitik
klitorisku ketika puncak kenikmatan itu datang. Aku merasa
dinding-dinding vaginaku telah melembab, dan kontraksi-kontraksi khas
pada lorong vaginaku mulai terasa.
Anto tampaknya bisa melihat kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuatnya
semakin bernafsu. Kini lidahnya semakin ganas dan liar menyapu habis
daerah selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan bahkan cairanku yang
mulai mengalir disedot habis olehnya. Nafasnya mulai memburu, aku tak
lagi bisa menghitung berapa kali aku mencapai puncak orgasme oleh
permainan lidah dan bibirnya.
Anto kemudian bangkit. Dengan posisi setengah duduk dia melepaskan
celana dalamnya. Beberapa saat kemudian aku merasa batang yang sangat
besar itu mulai menyentuh selangkanganku yang basah. Anto membuka kakiku
lebih lebar dan mengarahkan kepala kemaluannya ke bibir vaginaku.
Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa merasakan betapa keras dan
besarnya milik Anto. Dia mempermainkan kepala penisnya di bibir
kemaluanku, digerakkan ke atas dan ke bawah dengan lembut untuk
membasahinya.
Tubuhku seperti tidak sabar untuk menanti tindakan selanjutnya, lalu
gerakan itu berhenti. Dan aku merasa sesuatu yang hangat mulai mencoba
menerobos lubang kemaluanku yang masih sempit.
Tetapi karena liang itu sudah cukup basah, kepala penis itu dengan perlahan tapi pasti terbenam, semakin lama semakin dalam.
Aku merintih panjang ketika Anto akhirnya membenamkan seluruh batang
kemaluannya. Aku merasa sesak tetapi sekaligus merasakan nikmat yang
luar biasa, seakan seluruh bagian sensitif dalam liang itu tersentuh.
Batang kemaluan yang keras dan padat itu disambut hangat oleh dinding
vaginaku yang sudah 3 bulan tidak tersentuh. Cairan-cairan pelumas
mengalir dari dinding-dindingnya dan vaginaku mulai berdenYunt hingga
membuat Anto membiarkan kemaluannya terbenam agak lama untuk merasakan
kenikmatan denYuntan vaginaku. Kemudian Anto mulai menariknya keluar
dengan perlahan dan mendorong nya lagi, semakin lama semakin cepat.
Sodokan-sodokan yang sedemikian kuat dan buas membuat gelombang orgasme
kembali membumbung, dinding vaginaku kembali berdenYunt. Kombinasi
gerakan kontraksi dan gerakan maju mundur membuat batang kemaluan Anto
seakan diurut-urut, suatu kenikmatan yang tidak bisa disembunyikan oleh
Anto hingga gerakannya semakin liar, mukanya menegang dan keringat
bertetesan dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk
membuatnya mencapai nikmat.
Pinggulku kuangkat sedikit dan membuat gerakan memutar manakala Anto
melakukan gerakan menusuk. Anto tampak terkejut dengan gerakan 'dangdut'
ini hingga mimik mukanya bertambah lucu menahan nikmat, batang
kemaluannya bertambah besar dan keras, YunYunnnan pinggulnya bertambah
keras tetapi tetap lembut.
Akhirnya pertahanannya pun bobol, kemaluannya meng hunjam keras ke dalam
vaginaku, tubuhnya bergetar dan mengejang ketika spermanya menyemprot
keluar dalam vaginaku berkali-kali. Aku pun melenguh panjang ketika
untuk kesekian kalinya puncak orgasmeku kembali tercapai.
Sesaat dia membiarkan batangnya di dalamku hingga nafasnya kembali
teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa, namun kuakui kenikmatan yang
kuperoleh sangat luar biasa dan belum pernah kurasakan sebelumnya selama
aku telah 2 tahun menikah. Kami kemudian terlelap kecapaian setelah
bersama-sama mereguk kenikmatan.
Pagi itu aku terbangun sekitar jam 05:45, dan aku merasa seluruh badanku
sangat pegal dan linu. Setelah beberapa saat mengembalikan kesadaran,
aku kembali teringat tentang malam hebat yang baru saja aku lalui.
Bahkan saat malam pertama bersama suami dulu pun aku tidak merasakan
kepuasan yang teramat sangat seperti ini. Bulu kudukku meremang saat
mengingat tiap detik kejadian tadi malam. Lalu aku mencoba bangkit untuk
duduk, tapi badanku tertahan.
Saat kuperhatikan, ternyata badanku tertahan oleh kedua lengan Anto.
Tangan kanannya menjadi bantal untuk kepalaku dan sedang menggenggam
lemah salah satu payudaraku, sementara tangan kirinya melingkar di
pinggang dengan telapak tangan terjepit di antara kedua belah pahaku.
Lalu aku merasakan hembusan nafas hangat yang halus di tengkukku, lalu
aku menolehkan kepala sedikit. Aku melihat wajah Anto yang sedang
tertidur tenang di sampingku, wajah itu seperti sedang tersenYunm puas.
Siapa pun akan berwajah seperti itu jika habis ML, batinku.
Saat aku mencoba melepaskan tangan kirinya, aku mendengar suara Anto
yang bergumam di belakangku. Kutolehkan wajahku, perlahan dia membuka
kedua matanya lalu sebuah senyum tipis terlihat di wajahnya. Bersamaan
dengan itu aku merasakan tangan kanannya semakin erat menggenggam
payudaraku dan tangan kirinya mulai mengelus-elus pangkal pahaku. Aku
yang tidak siap dengan serangan itu agak terkejut sehingga tubuhku
bergetar halus.
"Pagi Mbak Yuyunn tersayang", sapanya halus sambil mengecup leherku.
"Mmh.. Pagi Anto.. kamu.. mau.. ngapain..?", balasku sambil mencoba mengatasi pergerakan kedua tangan Anto yang semakin aktif.
Lalu kecupannya mulai bergerak dari tengkuk menuju leher di bawah
telinga kemudian lidahnya menjilati belakang telingaku yang memang sejak
semalam mendapatkan rangsangan berkali-kali.
"To.. Mbak boleh nanya nggak?", ucapku sambil menikmati jilatannya.
"Masalah apa Kak?", balasnya sambil terus menjilat dan meremas.
"Kenapa kamu.. Mau sama Mbak Yuyunn yang sudah tua ini?".
Sejenak Anto terdiam, lalu ia membalikkan tubuhku sehingga kini aku
berhadap-hadapan dengannya, kemudian dia mengecup bibirku lembut.
Lalu Anto bercerita kalau dia sangat suka melihat keindahan tubuhku yang
tetap terjaga. Selama ini dia masih bisa menahan hasratnya, tapi saat
melihat aku yang mengenakan pakaian renang, Anto tidak dapat lagi
mengendalikan birahinya. Saat aku menanyakan bagian mana dari tubuhku
yang membuatnya sangat terangsang. Anto mengatakan bahwa pinggangku yang
ramping terlihat sangat seksi dari belakang. Terutama kalau mengenakan
celana kain yang ketat, tambahnya.
Aku cuma terdiam mendengar penuturannya, tak kusangka kalau selama ini
Anto sangat memperhatikan diriku. Lalu dengan tenang Anto mulai meremas
dadaku lagi, aku cuma diam menerima apa yang bakal dia lakukan. Kedua
jari-jari tangannya aktif meremas kedua payudaraku, apa lagi saat
jari-jari itu mulai memilin dan kemudian memelintir kedua puting
susuku.
Rasa nikmat yang luar biasa dari dada itu menyebar ke seluruh badanku,
sehingga membuat tubuhku bergetar dan mengerang halus. Tiba-tiba semua
kenikmatan itu terhenti, tapi ada sesuatu yang hangat di sekitar dadaku,
terus berhenti di putingku. Aku membuka mata sebentar, ternyata Anto
sedang asyik menjilati putingku dan sesekali menghisap-hisapnya.
Aku terus meresapi setiap kenikmatan yang dihasilkan oleh permainan
lidah Anto di dadaku, pelan-pelan kubuka mataku. Dan aku bisa
menyaksikan bagaimana Anto menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Aku
mendesah panjang saat aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh vaginaku.
Rupanya jari-jari Anto telah mengelus-elus vaginaku yang sudah basah
sekali.
Sambil terus memainkan lidahnya di puting susuku yang sudah sangat
mengeras, seperti semalam sambil menghisap lidahnya memutar-mutar puting
susuku, sesekali dia menggigitnya sehingga aku menjadi berkelojotan tak
tertahankan. Saat aku terengah-engah mengambil nafas, Anto memindahkan
serangannya ke arah selangkanganku.
Aku menarik nafas dalam-dalam sewaktu lidahnya yang basah dan hangat
pelan-pelan menyentuh vaginaku, aku mendesah tertahan saat lidahnya naik
ke klitorisku dan menyentuhnya. Kemudian dengan lihainya Anto
memelintir klitorisku dengan bibir hingga benar-benar membuatku
merem-melek keenakan. Aku seperti tersetrum karena tidak tahan, melihat
itu Anto semakin ganas memelintir klitorisku.
"Euh.. Ah.. Ah.. Ach.. Aw.."
Aku sudah tidak tahu bagaimana keadaanku waktu itu, yang jelas mataku
buram, semua serasa memutar-mutar. Badanku lemas dan nafasku seperti
orang yang baru lari marathon. Aku benar-benar pusing, terus aku
memejamkan mataku, ada lonjakan-lonjakan nikmat di badanku yang bermula
dari selangkangan merambat ke pinggul lalu bergerak ke dada dan akhirnya
membuat badanku kejang-kejang tanpa bisa kukendalikan.
Anto memandangi wajahku yang sedang menikmati puncak kenikmatan yang
telah dia berikan, sesungging senyum terlintas di sana. Aku mencoba
mengatur nafasku, dan sewaktu aku telah mulai tenang Anto menyodorkan
penisnya yang.. wow, ternyata 2 kali lebih besar daripada milik
suamiku.
Kini penisnya yang telah hampir maksimal berdiri di depan mukaku, tangan
kanannya digunakan untuk memegang batang penis itu sementara tangan
kirinya membelai rambutku dengan lembut. Aku tahu dia mau dioral.
Aku buka mulutku dan kujilat sedikit kepala penisnya, terasa hangat dan
membuatku ketagihan. Aku mulai berani menjilat lagi terus dan terus.
Anto duduk di ranjang, kedua kakinya dibiarkannya telentang. Aku juga
duduk di ranjang, lalu aku membungkuk sedikit, aku pegang batang
penisnya yang 2 kali lebih besar daripada milik suamiku itu dengan
tangan kiri dan tangan kananku menahan badanku agar tidak jatuh saat
mulutku sedang bekerja.
Mula-mula cuma menjilati, terus aku mulai kulum kepala penisnya. Aku
hisap sedikit terus kumasukkan semuanya ke mulutku tapi sayang tidak
bisa masuk semuanya. Kepala penisnya sudah menyodok ujung mulutku tapi
masih ada sisa beberapa centi lagi. Aku tidak mau memaksakannya, aku
gerakkan naik turun sambil aku hisap dan sesekali aku gosok batang
penisnya memakai tangan kiriku.
Anto sepertinya puas dengan permainanku, dia memperhatikan bagaimana
asyiknya aku mengkaraoke batang penisnya, sesekali dia membuka mulut
sambil sedikit mendesah. Sekitar 10 menit kemudian, masih juga belum ada
tanda-tanda kalau dia akan keluar. Lalu dia melepaskan batang penisnya
dari mulutku yang masih penasaran. Lalu Anto berdiri dan mendorong
tubuhku ke ranjang sampai aku telentang.
Lalu dibukanya pahaku agak lebar dan dijilatinya lagi vaginaku yang
sudah kebanjiran. Terus dipegangnya penisnya yang sudah berukuran
maksimal, kemudian Anto mengarahkan batang penisnya ke vaginaku, tapi
tidak langsung dia masukkan. Dia gosok-gosokkan kepala penisnya terlebih
dulu ke bibir vaginaku, baru beberapa detik kemudian dia dorong batang
penisnya ke dalam.
Terasa sesuatu yang keras padat hangat dan besar memaksa masuk ke dalam
vaginaku, menggesek dindingnya yang sudah berlendir. Aku mulai
berkejap-kejap lagi merasakan bagaimana penisnya menggosok-gosok dinding
vaginaku hingga rasa nikmat yang luar biasa kembali menjalari tubuhku.
Tiba-tiba penis Anto memaksa masuk terus melesak ke dalam vaginaku
hingga membuat tubuhku berkelojotan tak karuan menahan nikmat.
Lalu Anto mulai menggerakkan pinggangnya naik turun. Penisnya
menggesek-gesek vaginaku, mula-mula lambat lalu semakin lama semakin
cepat. Ada rasa nikmat luar biasa setiap kali Anto menusukkan penisnya
dan menarik penis itu lagi. Anto semakin cepat dan semakin keras
mengocok vaginaku, aku sendiri sudah merem-melek tidak tahan merasakan
nikmat yang terus mengalir dari dalam vaginaku.
Saat rasa nikmat itu semakin menggumpal dan hampir tumpah keluar,
tiba-tiba Anto mencabut penisnya dari vaginaku. Dia tengkurap diatasku,
walau sudah lemas tapi aku tahu apa yang ingin Anto lakukan. Lalu aku
angkat pantatku ke atas, aku tahan pakai lututku dan kubuka pahaku
sedikit sementara tanganku menahan badanku agar tidak ambruk dan aku
bersiap untuk ditusuk olehnya dari belakang.
Anto memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang, terus dia kocok lagi
vaginaku. Dari belakang kocokan Anto tidak terlalu keras, tapi semakin
cepat. Aku sudah sekuat tenaga menahan badanku agar tidak ambruk, dan
aku rasakan tangan Anto meremas-remas dadaku dari belakang, terus
jari-jarinya menggosok-gosok puting susuku hingga ini membuatku merasa
seperti diserang dari dua arah, depan dan belakang.
Anto kembali mengeluarkan penisnya dari vaginaku, kali ini dimasukkannya
ke dalam anusku. Dia benar-benar memaksakan penisnya masuk, padahal
inilah pertama kalinya ada batang penis yang menjelajahi lubang anusku.
Anto sepertinya tidak peduli, dia mengocok anusku seperti mengocok
vaginaku, kali ini cuma tangan kirinya yang meremas dadaku sedangkan
tangan kanannya sibuk bermain-main di selangkanganku, dia masukkan jari
tengahnya di vaginaku dan jempolnya menggosok klitorisku.
Aku benar-benar melayang, tubuhku bergerak-gerak tak karuan dan mataku
berkejap-kejap keenakan. Anusku dikocok-kocok, klitorisku digosok-gosok,
dadaku diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir dan vaginaku
dikocok-kocok juga pakai jari tengah. Aku benar-benar tidak kuat lagi,
serasa seperti ada aliran setrum yang menyerang tubuhku dan menyebar ke
segala arah.
Bersamaan dengan itu aku merasa kepala penis Anto membesar di dalam
lubang anusku. Secara bersamaan aku menjerit halus dan ambruk ke atas
kasur, batang penisnya sudah tidak bergerak-gerak lagi tapi kedua
tangannya tetap aktif bergerak membantuku meresapi setiap detik
kenikmatan di setiap sendi tubuhku. Anto lalu membalikkan tubuhku
kemudian menjilati kedua puting susuku.
Sambil menikmati sisa-sisa gelombang orgasme yang masih terus menjalar,
aku pegang rambut Anto yang lumayan panjang dan kujambak. Setelah itu
aku melangkahkan kaki ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar
kostnya. Guyuran air yang dingin mengembalikan kesegaran tubuhku yang
terasa linu di sana-sini.
Saat sedang asyik menikmati semua itu, ada ketokan halus dari arah pintu.
Kubuka pintu kamar mandi dan Anto tampak terkesima menyaksikan tubuhku
yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Dia masuk dan langsung
merangkul tubuhku.
"Mandi dulu dong", pintaku berbisik di telinganya.
Ternyata dia mau menurut dan langsung mengguyur badannya dengan air,
kemudian Anto menyabuni tubuhnya dengan sabun cair. Melihat tubuh kekar
yang berotot itu basah oleh air, gairahku mulai naik kembali.
Selama ini aku belum pernah bercinta sambil mandi dengan suamiku,
mungkin inilah kesempatan untukku, batinku. Kudekati tubuh Anto, kuambil
sedikit sabun cair lalu kuoleskan ke telapak tanganku. Setelah itu
kusabuni tubuhnya, pertama ke dadanya yang bidang, lalu turun ke
perutnya yang berotot dan akhirnya ke arah batang penisnya yang sudah
berdiri tegak kembali.
Melihat batang kejantanannya yang membesar dan mengeras itu membuatku
bergidik dan gemas. Pelan-pelan kuoleskan sabun ke penisnya lalu
kuusap-usap lembut batang penis yang perkasa itu. Kulihat Anto mulai
gelisah, sehingga kutingkatkan gerakan tanganku menjadi sebuah kocokan
tapi tetap lembut. Kulihat gerakan tubuh Anto semakin tidak beraturan,
mau keluar rupanya dia, batinku.
Tiba-tiba Anto menarik tanganku dan melepaskannya dari batang penisnya.
Lalu Anto ganti menyabuni tubuhku, mula-mula dia menggosok kedua
tanganku terus kedua kakiku. Sampailah gerakan menyabunnya pada daerahku
yang vital. Lalu Anto berdiri di belakangku. Kemudian dia merangkulku
dan mulai menyabuni kedua payudaraku dengan telapak tangannya yang besar
dan lebar. Aku berusaha bertahan agar tidak mengeluarkan suara desahan,
tapi apa mau dikata saat dia mulai memelintir puting susuku sebuah
desahan panjang keluar juga dari bibirku.
Puas bermain di sekitar dada, usapannya merangkak ke bawah melewati
perutku dan terus turun hingga akhirnya sampai di liang senggamaku. Aku
kembali merintih saat Anto mengusap liang vaginaku dengan lembut, busa
sabun hampir menutupi permukaan lubang vaginaku. Saat gerakanku semakin
liar, Anto menarik tangannya dari bawah pahaku dan mengguYunr tubuh kami
berdua dengan air yang dingin menyejukkan. Aku lalu membalikkan tubuhku
sehingga kini kami saling berhadapan, tinggi badanku hanya sampai
kening Anto.
Kucium bibirnya dan dia membalasnya, gerakan lidahnya yang liar
menari-nari di dalam rongga mulutku dan aku sangat menikmatinya. Tangan
kami pun tidak tingal diam, dia menyentuh payudaraku dan aku pun
menyentuh batang kejantanannya yang berdiri tegak perkasa.
Terjadilah perang gerakan tangan antara kami berdua, Anto asyik meremas
dan memelintir sepasang puting susuku sambil sesekali menghisap dan
menggigitnya. Sementara aku mencoba mengimbanginya dengan terus aktif
mengocok batang penis Anto yang sudah sangat keras. Desahan nafas dan
rintihan kenikmatan kami berdua memenuhi semua sudut kamar mandi itu.
Setelah kurasa cukup, secara perlahan kubimbing batang penisnya untuk
memasuki lubang vaginaku. Kulebarkan sedikit kakiku agar batang
kejantanan Anto dapat lebih mudah memasuki liang vaginaku.
Secara perlahan batang penis itu mulai menerobos liang senggamaku yang
seakan menyedotnya. Kubiarkan sejenak rasa nikmat itu menjalari semua
sendi tubuhku, lalu kulilitkan tanganku ke lehernya. Lalu Anto
menggendongku dan menyandarkan tubuhku ke dinding kamar mandi. Kemudian
Anto mulai menggoyang pinggulnya yang membuat batang kejantanannya
keluar masuk di lubang vaginaku.
Rasa nikmat luar biasa menderaku saat batang penis Anto menghunjam ke
dalam liang senggamaku. Sekitar sepuluh menit kemudian rasa nikmat itu
mulai menjalari tubuhku, dan akhirnya sebuah erangan panjang menyertai
ledakan orgasme yang menghantam tubuhku.
Anto berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan padaku menikmati
orgasme yang kesekian kalinya. Setelah melihat nafasku yang kembali
teratur, dia kembali melanjutkan gerakan pinggulnya yang semakin cepat
dan tajam. Aku tak menyangka kalau gerakannya itu bisa kembali membuatku
merasakan detik-detik menjelang orgasme. Saat Anto menjerit dan
menumpahkan spermanya ke dalam lubang vaginaku, saat itulah aku merasa
tubuhku seakan disetrum dan kembali ledakan orgasme menderaku. Padahal
baru lima menit yang lalu aku mencapai klimaks.
Setelah cukup tenang, aku menarik wajah Anto lalu menciumnya lembut.
“To.. Mbak boleh nanya nggak?", ucapku membuka pembicaraan.
"Apa itu Kakak sayang..?", bisiknya lembut di telingaku.
"Apa kamu sudah pernah melakukan ini dengan Indah.. Atau dengan cewek
lain?", tanyaku lembut. Dia tersenyum menatapku, lalu ia memelintir
kedua puting susuku sehingga aku mendesah kecil, lalu dia berbisik..
"Kak Yuyun adalah orang pertama yang menikmati batang kejantananku".
Astaga, ternyata pada saat Anto bercinta denganku dia masih perjaka,
tapi aku tidak begitu saja percaya dan sepertinya Anto bisa melihatnya
dari air mukaku. Lalu ia berkata bahwa dia rajin membaca buku dan cerita
mengenai seks, selain itu dia juga sering menonton film BF untuk
mencari trik-trik baru. Dan saat bersamaku dia mengeluarkan semua ilmu
yang telah didapatnya, dan yang membuatku lebih kaget lagi adalah dia
mengatakan bahwa itu pun belum semua ilmunya dikeluarkan.
Karena periode datang bulanku dan kepulangan suamiku dari tempatnya
bekerja, membuat hubunganku dengan Anto agak terganggu. Praktis selama
dua minggu lebih kami tidak melakukan pertemuan sejak hubungan seks
pertama yang kami lakukan. Memang pernah sekali dia datang ke rumahku
tapi itu hanya untuk menemani Indah adikku yang juga pacarnya.
Selama dua minggu itu, aku selalu terbayang-bayang bagaimana perkasanya
Anto saat sedang mencumbuku malam itu, bahkan saat sedang bercinta
dengan suamiku, yang kubayangkan saat sedang memasukkan batang
kejantanannya ke liang senggamaku adalah Anto.
Dan siang itu, setelah suamiku kembali ketempat dia bekerja, aku
mendapat SMS dari Anto yang mengatakan bahwa dia sangat kangen padaku
dan ingin bertemu di sebuah mall yang cukup terkenal di kota kami. Aku
segera bersiap sambil mengkhayalkan apa yang akan kami lakukan siang
ini.
Setelah mengenakan celana kain ketat berwarna hitam lalu BH yang juga
berwarna hitam yang menjadi pilihanku untuk menopang sepasang payudaraku
yang menggantung indah. Dengan baju kaus warna putih yang agak
kekecilan sehingga memamerkan lekuk tubuhku yang tak kalah dengan anak
remaja. Aku segera bergegas pergi ke Mall dengan taksi yang kupesan
melalui telepon.
Setelah membayar ongkos taksi, aku segera melangkahkan kaki ke dalam
mall yang cukup megah itu. Lalu aku menunggu di suatu tempat yang mana
dari tempat itu kita akan bisa melihat hampir ke seluruh sudut ruangan.
Saat sedang asyik memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang, ada
tangan yang merangkul pinggangku dan disertai sebuah ciuman di pipi.
"Halo Mbak Yuyun.. Apa Kabar? Aku kangen loh.." sapanya sopan.
"Baik.. Kangen ketemu.. Atau kangen yang lain..?" godaku.
"Ah Mbak.. Paham aja.." sahut Anto sambil meremas pelan pantatku.
Kemudian kami berbincang-bincang sejenak untuk menghilangkan kekakuan.
Berkali-kali Anto memuji penampilanku saat itu yang katanya tidak
seperti seorang wanita yang sudah menikah, tetapi lebih mirip seorang
perawan yang minta diperawani. Aku merasa malu dan langsung mencubit
pinggangnya sehingga dia berteriak dan membuat beberapa orang yang lewat
menoleh ke kami. Lalu Anto menarik pinggulku untuk segera beranjak
pergi dari sana.
Dengan mesra kulingkarkan tanganku ke pinggang Anto, sementara tangan
Anto semakin sering meremas-remas sepasang pantatku yang terlihat
kencang dibalut celana kain yang ketat. Aku menunggu sebentar di luar
mall, tak berapa lama Anto datang dengan motornya. Lalu aku membonceng
ke motor itu dan melingkarkan kedua tanganku ke pinggangnya sementara
sepasang payudaraku menempel di punggung Anto yang lebar.
Sepanjang perjalanan, Anto terus bercerita bagaimana dia sangat ingin
bertemu lagi denganku, sementara aku hanya berdiam menempelkan dadaku ke
punggungnya. Begitu sampai di tempat kostnya, Anto memintaku naik
duluan karena ia masih harus memarkir motor. Beberapa mata mengawasiku
saat melangkahkan kaki ke kamar Anto, entah karena penampilanku atau
karena aku pernah bermalam di sini. Setelah membuka pintu aku melangkah
masuk dan menutupnya lagi, kuperhatikan seisi kamar masih rapi seperti
terakhir kali saat aku berkunjung dan bercinta di sini.
Tak lama aku mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup lagi, kemudian
ada suara langkah kaki yang mendekat ke arahku. Kemudian sepasang tangan
yang kokoh merangkul pinggangku, dan sebuah kecupan halus mendarat di
leherku. Kuletakkan tanganku di kedua tangan Anto yang sedang
merangkulku, kemudian kecupan bibirnya bergerak ke arah sisi lain
leherku. Perlahan tapi pasti rangsangan itu mulai merasuk ke tubuhku,
ini kurasakan dari payudaraku yang mulai mengencang dan liang vaginaku
yang mulai basah.
Lalu kecupan di leher itu mulai berubah menjadi jilatan di sekitar
leherku. Sementara tangan Anto sudah mulai menelusup masuk ke dalam
bajuku dari arah depan. Aku memejamkan mataku saat tangan itu mulai
mengusap-usap perutku, jarinya berputar-putar di sekitar lubang pusarku
hingga menimbulkan sensasi geli tertahan. Kemudian tangan itu bergerak
ke atas sambil menyingkap bajuku, sementara kecupan dan lidah Anto
menyerang telingaku sebelah kanan. Ini membuatku mendesah halus.
"Buka matanya dong sayang.." bisiknya halus di telingaku.
Perlahan aku membuka kedua mataku, dan entah kapan ternyata Anto telah
memindahkan posisiku yang kini menghadap ke arah cermin lemari
pakaiannya. Di cermin itu aku menyaksikan bahwa tangan Anto telah sampai
ke buah payudaraku, sementara kaus yang kukenakan sudah tersingkap
setengahnya. Lalu kedua tangan Anto mulai meremas lembut sepasang
payudaraku yang masih berbalut BH, mataku menyipit dan dari bibirku
keluar suara mendesah yang halus menikmati remasan tangannya pada
dadaku.
Lalu Anto melepaskan baju kaus yang masih menggantung di leherku
sehingga kini tubuh atasku hanya mengenakan BH hitam yang kontras dengan
warna kulitku yang putih kekuning-kuningan. Aku merasakan di punggungku
ada benda hangat yang bergerak turun dengan perlahan. Dengan giginya
Anto membuka kaitan pada bagian belakang BH-ku, dan dengan gerakan yang
lembut akhirnya BH hitam itu melayang jatuh ke lantai. Seperti
dikomando, semua aktivitas Anto di tubuhku berhenti serempak.
"Mbak punya sepasang susu yang sangat indah.." bisiknya di telingaku.
Aku melihat ke arah cermin dan bola mata Anto tampak sangat bersinar
terbakar oleh kobaran api birahi.
"Aku nggak bosan.. dan tak akan pernah bosan melihat.. menikmatinya.."
bisik Anto sambil mencium pipiku. Aku menjadi terharu mendengar
perkataannya hingga rasa sayang dan hasrat birahiku semakin menjadi-jadi
padanya.
Aku bisa merasakan nafasnya mulai memburu dan berat. Dengan pasti bibir
kami saling bertemu, pertama-tama hanya ciuman ringan. Kemudian mulai
menjadi liar tak terkendali lagi, mataku kembali terpejam menikmati
setiap sensasi yang kualami. Kusambut serangan lidah Anto yang
bergerak-gerak liar di dalam rongga mulutku. Selama beberapa saat
lidahku dan lidah Anto bergulat bagai dua naga langit yang sedang
bertarung. Secara tiba-tiba Anto mencengkeram kedua payudaraku dengan
keras hingga membuatku melenguh keras dan kakiku limbung seolah tanpa
pijakan.
Entah mengapa ia melakukannya tapi itu memberikan sensasi luar biasa
pada diriku. Aku hanya bisa pasrah sambil tanganku meremas rambut Anto.
Selama beberapa detik ia menahan posisi itu sehingga membuat nafasku
mulai menjadi sesak, lalu secara perlahan dia melepas cengkeraman
tangannya dan aku segera menghirup udara segar sepuas-puasnya. Tangan
Anto kembali bekerja dengan lembut di kedua buah payudaraku. Sesekali
tangan nakal itu memilin-milin puting susuku kemudian meremasnya lagi
dengan lembut, lalu puting susuku ditekan dan ditarik sampai membuatku
menjerit pelan karena sensasi nikmat yang ditimbulkannya.
Sambil duduk di tepi kasur Anto memutar tubuhku hingga kini kami saling
berhadapan, sementara kepalanya tepat berada di depan payudaraku yang
telah mengeras dengan putingnya yang telah memerah. Sebuah senyum simpul
terlukis di wajahnya, lalu dia membenamkan wajahnya di belahan kedua
payudaraku. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat di sana,
kemudian seperti seekor anjing yang sedang mengendus bebauan, hidung
Anto bergerak mengitari kedua payudaraku, ini menambah rasa geli dan
nikmat yang kurasakan.
Akhirnya mulutnya memangsa salah satu puting susuku yang telah memerah
dan mengeras. Di dalam mulutnya putingku mendapat serangan yang teramat
dahsyat, lidah itu bergerak melingkar-lingkar di putingku sementara
giginya menggigit-gigit halus buah dadaku. Anto melakukannya bergantian
pada kedua payudaraku. Dan ini sangat menyiksa batinku hingga
kulampiaskan dengan menjambak rambut Anto yang gondrong ikal itu.
Kedua tangan Anto mulai turun ke arah pantatku dan mulai meremasnya
dengan lembut. Hisapan, jilatan dan gigitan pada payudaraku, dan remasan
pada sepasang pantatku yang kencang membuatku semakin tak dapat
mengontrol diri. Aku bisa merasakan bagaimana selangkanganku sudah
sangat basah dan lembab, sementara belum ada tanda-tanda bahwa Anto akan
segera menyelesaikan permainannya pada bagian-bagian sensitif pada
tubuhku. Tangannya tetap asyik bekerja di pantatku dan mulutnya terus
aktif memangsa sepasang payudaraku.
Ada rasa lega saat Anto mulai membuka resleting celanaku, dan saat ia
memerosotkannya ke bawah tampaklah pemandangan yang pasti akan membuat
setiap lelaki akan lupa diri jika melihatnya. CD putih yang kukenakan
sudah sangat basah sehingga mencetak jelas apa yang ditampungnya di
sana. Rambut vaginaku yang tebal karena belum sempat dicukur sudah basah
oleh lendir yang keluar dari liang senggamaku dan mengeluarkan bau
khusus yang merangsang.
"Wah sudah basah banget nih Mbak.. Gimana dong..?" godanya nakal.
"Kamu sich nakal.. Bikin Mbak terangsang hebat.. Pokoknya kamu harus tanggung jawab To" bentakku pura-pura dongkol.
Anto hanya tersenyum mendengar jawabanku, dengan sekali sentak aku
merasa melayang dan saat tersadar, tubuhku sudah terbaring di kasur
tanpa ada benang yang melekat pada tubuhku. Lalu Anto naik ke atas kasur
dan langsung menindih tubuhku. Dengan nakal dia mencium bibirku lembut
dan saat aku ingin membalasnya, bibirnya sudah bergerak turun ke arah
leher sampai akhirnya mendarat di dadaku. Di sini bibir itu berhenti
sejenak untuk menetek pada sepasang payudaraku, setelah puas di sana
bibir itu kembali bergerak turun. Dan ketika mulai menyentuh rambut
kemaluanku, bibir itu kembali berhenti dan menjulurkan lidahnya untuk
menjilat perbatasan antara bagian yang berambut dan yang tidak.
Aku yang benar-benar telah terbakar oleh birahi jadi tak sabar. Kujambak
rambut Anto dan kuarahkan kepalanya ke arah pangkal pahaku. Sebuah
lenguhan panjang keluar dari sepasang bibirku saat lidah Anto menyentuh
bibir vaginaku.
"Mbak Yuyun cantik dan seksi sekali, Sayang.." katanya dngan suara parau pertanda bahwa dia juga sudah sangat terangsang.
Setelah itu Anto membentangkan kedua belah pahaku lebih lebar, kemudian
kepalanya kembali tenggelam di selangkanganku. Tanpa membuang waktu,
bibir Anto mulai melumat bibir kemaluanku yang sudah sangat basah.
Tubuhku menggelinjang hebat, sementara kedua tangannya merayap ke atas
dan langsung meremas-remas kedua buah payudaraku.
Bagaikan seekor singa buas ia menjilati liang kemaluanku dan meremas
buah dadaku yang kenyal dan putih ini. Lidahnya yang hangat mulai
menyusup ke dalam liang kemaluanku. Tubuhku terlonjak dan pantatku
terangkat ke atas saat lidahnya mulai mengais-ngais bibir vaginaku.
Diringi desahan dan erangan dari bibirku, tanganku menarik kepala Anto
lebih ketat agar lebih kuat menekan selangkanganku, sedangkan pantatku
selalu terangkat seolah menyambut wajah Anto yang masih tenggelam di
selangkanganku.
Aku semakin megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang amat sangat
dan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Aku menggeliat-geliat seperti
cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Anto
menjilat dan melumat bibir kemaluanku. Aku semakin melayang dan seolah
terhempas ke tempat yang kosong. Tubuhku bergetar dan mengejang bagaikan
tersengat aliran listrik. Aku mengejat-ngejat dan menggelepar saat
bibir Anto menyedot klitorisku dan lidahnya mengais-ngais dan
menggelitik klitorisku.
"Akhh.. Akhh.. Ohh.."
Dengan diiringi jeritan panjang akhirnya aku merasakan orgasme yang
teramat nikmat. Benar-benar pandai memainkan lidah si Anto ini, pikirku,
hingga pantatku secara otomatis terangkat dan wajah Anto semakin ketat
membenam di antara selangkanganku yang terkangkang lebar. Napasku
tersengal-sengal setelah mengalami orgasme yang sangat hebat tadi.
Lalu dengan tenang Anto membersihkan cairan kenikmatan yang masih terus
mengalir keluar dari liang senggamaku, sementara aku masih menetralisir
aliran nafasku yang tersengal-sengal setelah mencapai puncak orgasme
yang luar biasa. Rasanya seluruh tubuhku remuk dan pegal, kemudian Anto
pamit ke kamar mandi untuk berkumur sebentar.
Beberapa saat kemudian dia kembali sudah dalam keadaan telanjang bulat
dan langsung berdiri di samping kepalaku dengan batang kejantanannya
berdiri tegak menantang ke arahku. Aku merinding melihat besarnya batang
pelir milik Anto dan saat membayangkan bagaimana rasanya saat batang
kontol yang besar itu memasuki liang vaginaku. Hasrat yang sempat turun
itu mulai naik lagi. Saat tanganku hendak memegangnya, Anto bergerak
mundur hingga membuatku menjadi bingung.
"Hari ini biarkan aku saja yang muasin Kakak ya.." ucap Anto sambil duduk di tepi kasur.
"Maksud kamu..? Kakak nggak ngerti San..?" tanyaku bingung.
"Hari ini aku pengen sepuasnya menikmati setiap inci tubuh Kakak" katanya tersenyum sambil membelai rambutku yang awut-awutan.
"Hari ini aku pengen membuat kakak mencapai kenikmatan sampai mau pingsan.. Boleh ya Kak..?" pintanya memelas.
"Ya udah.. Terserah kamu aja.." jawabku, walaupun sebenarnya aku tidak begitu paham dengan apa yang dia inginkan.
Kemudian dengan tersenyum Anto mencium keningku yang dilanjutkannya
dengan mencium kedua mataku, lalu bibirnya mengecup hidung dan kedua
pipiku. Setelah menggosok-gosokkan hidungnya dengan hidungku, bibirnya
mengecup pelan bibirku. Dengan mesra aku melingkarkan kedua tanganku
pada lehernya dan menariknya agar lebih puas, aku ingin menikmati
permainan lidahnya dalam mulutku karena tadi aku merasa lidah itu
terlalu cepat turun ke bawah.
Lidah Anto mulai menari-nari di dalam rongga mulutku, dengan lihainya
lidah itu menelusuri setiap sudut rongga mulutku seolah memiliki mata.
Sementara gerakan lidahku tidak dapat mengimbangi pergerakan lidah Anto
yang sangat liar. Dan itu menimbulkan sensasi nikmat yang memabukkan.
Apa lagi saat kedua tangan Anto mulai meremas-remas kedua buah
payudaraku yang telah mengeras lagi. Payudara berukuran 34B itu seakan
tenggelam dalam genggaman tangannya yang besar.
Anto lalu memegang batang kemaluannya dan ditusukkannya ke celah-celah
bibir kemaluanku yang sudah sangat licin. Dengan lembut dia mendorong
pantatnya sampai akhirnya ujung kemaluan Anto berhasil menerobos bibir
kemaluanku hingga membuat tubuhku menggeliat hebat ketika ujung kemaluan
yang besar itu mulai menyeruak masuk. Perlahan namun pasti rasa nikmat
mulai kurasakan dari arah selangkanganku.
Kenikmatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir berteriak histeris.
Sungguh batang kemaluan Anto luar biasa nikmatnya. Liang kemaluanku
serasa berdenyut-denyut saat menjepit ujung topi batang kemaluan Anto
yang bergerak maju mundur secara perlahan. Dia terus menerus mengayunkan
pantatnya, sementara keringat kami berdua semakin deras mengalir dan
mulut kami masih terus berpagutan.
"Akkhh.. Ssaann.." aku menjerit perlahan saat kurasakan betapa batang
kemaluan Anto menyeruak semakin dalam dan serasa begitu sesak memenuhi
liang senggamaku. Batang penisnya terasa berdenyut-denyut dalam jepitan
liang vaginaku. Apa lagi lidah Anto yang panas mulai menyapu-nyapu
seluruh leherku dengan ganasnya hingga bulu kudukku serasa merinding di
buatnya.
Aku tak sadar saat Anto kembali mendorong pantatnya hingga batang
kemaluannya yang terjepit erat dalam liang kemaluanku semakin menyeruak
masuk. Aku yang sudah sangat terangsang menggoyangkan pantatku untuk
memperlancar gerakan batang kemaluan Anto dalam liang kemaluanku.
Kepalaku bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yang sedang
kualami. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam
gejolak yang meletup-letup hendak pecah dari dalam diriku.
Bless.., dengan perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar itu
melesak ke dalam lubang kenikmatanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh
batang kemaluan Anto yang besar itu.
"Hebat Kak.. Vagina mbak masih seret walaupun sering dimasukin Pak Aa’"
puji Anto. Ini membuatku semakin merasa bangga dan bahagia.
Terasa kehangatan batang kemaluannya dalam jepitan liang kemaluanku.
Batang kemaluan Anto mengedut-ngedut dalam jepitan lubang kenikmatanku.
Kemudian dengan perlahan sekali Anto mulai mengayunkan pantatnya hingga
kurasakan batang kejantanannya menelusuri setiap inci liang
kenikmatanku. Ini menimbulkan sensasi yang teramat nikmat untukku. Aku
tak sempat mengerang karena tiba-tiba bibir Anto sudah melumat bibirku.
Lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku
pun membalasnya.
Anto mendengus perlahan pertanda bahwa birahinya sudah mulai meningkat
sementara gerakan batang kemaluannya semakin mantap di dalam liang
kemaluanku. Aku dapat merasakan bagaimana batang kontolnya yang keras
menggesek-gesek dinding vaginaku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak
liar menyambut gesekan batang kejantanannya. Pantatku mengangkat ke
atas seolah-olah mengikuti gerakan Anto yang menarik batang
kejantanannya dengan cara menyentak seperti orang memancing sehingga
hanya ujung batang kejantanannya yang masih terjepit di dalam lubang
kenikmatanku.
Lalu ia mendorong batang kejantanannya secara perlahan hingga ujungnya
seolah menumbuk perutku. Anto melakukannya berulang-ulang. Aku merasa
ada semacam sentakan dan kedutan hebat saat Anto menarik batang
kemaluannya dengan cepat. Gerakannya ini membuat napasku semakin
terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang terus naik dan tak
tertahankan. Besarnya batang kejantanan Anto membuat liang vaginaku
terasa sempit. Sangat terasa sekali bagaimana nikmatnya batang kemaluan
Anto menggesek-gesek dinding liang vaginaku.
Secara refleks aku pun mengimbangi genjotan Anto dengan menggoyang
pantatku. Semakin lama genjotan Anto semakin cepat dan keras, sehingga
tubuhku tersentak-sentak dengan hebat. Slep.. slep.. slep.. demikian
bunyi gesekan batang kejantanan Anto saat memompa liang kemaluanku.
"Akhh..! Akkhh..! Oohh..!" erangku berulang-ulang. Benar-benar luar
biasa sensasi yang kudapatkan. Anto benar-benar menyeretku ke surga
kenikmatan, aku kembali merasa seperti gadis perawan yang sedang
melepaskan mahkotanya.
Tak berapa lama kemudian aku merasakan nikmat yang luar biasa dari ujung
kepala hingga ujung kemaluanku. Tubuhku menggelepar-gelepar di bawah
genjotan Anto. Aku menjadi lebih liar dan menyedot-nyedot lidah Anto dan
kupeluk tubuhnya erat-erat seolah takut terlepas.
"Ooh.. Oh.. Akhh..!" aku menjerit ketika hampir mencapai puncak
kenikmatan. Tahu bahwa aku hampir orgasme, Anto semakin kencang
menggerakkan batang kemaluannya yang terjepit di liang kenikmatanku.
Saat itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Anto yang
kekar. Tak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
"Oohh.. Aauuhh.. Oohh..!" jeritku tanpa sadar. Secara refleks
jari-jariku mencengkrram punggung Anto. Pantatku kunaikkan ke atas
menyongsong batang kemaluan Anto agar bisa masuk sedalam-dalamnya. Lalu
kurasakan liang senggamaku berdenyut-denyut dan akhirnya aku merasakan
sedang melayang, tubuhku serasa ringan bagaikan kapas. Aku benar-benar
orgasme!! Gerakanku semakin melemah setelah mencapai puncak kenikmatan
itu. Anto lalu menghentikan gerakannya.
"Enak kan Sayang.." bisik Anto lembut sambil mengecup pipiku. Aku hanya
terdiam dan wajahku merona karena rasa malu dan nikmat. Anto yang belum
mencapai klimaks membiarkan saja batang kejantanannya terjepit dalam
liang kemaluanku. Anto sengaja membiarkan aku untuk menikmati sisa-sisa
kenikmatan itu. Aku kembali mengatur napasku, sementara aku merasakan
batang kemaluan Anto mengedut-ngedut dalam jepitan liang senggamaku.
Tubuh kami berdua sudah mengkilat karena peluh yang membanjiri tubuh
kami berdua. Hanya kipas angin yang membantu menyejukkan kamar kost
mesum itu.
Setelah beberapa saat, Anto yang belum mencapai klimaks kembali
menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur. Gerakannya yang
perlahan, lembut dan penuh perasaan itu kembali membangkitkan birahiku
yang telah sempat menurun. Kugoyangkan pinggulku seirama gerakan pantat
Anto. Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan
kami saling beradu. Gerakan batang kemaluan Anto semakin lancar dalam
jepitan liang senggamaku.
Aku yang sudah cukup lelah hanya dapat bergerak mengimbangi ayunan
batang kemaluan Anto yang terus memompaku. Anto semakin lama semakin
kencang memompa batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak
henti-hentinya menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas
sepasang payudaraku yang indah. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti
itu, nafsuku kembali merambat naik menuju puncak. Dapat kurasakan
bagaimana kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh tubuhku.
Bermula dari selangkanganku, kenikmatan itu menjalari putingku dan naik
ke ubun-ubun. Aku balik membalas ciuman Anto. Pantatku bergerak memutar
mengimbangi batang kemaluan Anto yang dengan perkasanya menusuk-nusuk
lubang vaginaku. Gerakan Anto semakin liar dengan napas yang mendengus
tak beraturan. Pantatku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk
menggerus batang kejantanan Anto yang terjepit erat di dalam lubang
kenikmatanku.
Aku pun semakin tak bisa mengontrol tubuhku hingga kusedot lidah Anto
yang menelusup masuk ke dalam mulutku. Tubuh Anto mengejat-ngejat
seperti orang yang terkena setrum karena rasa nikmat yang luar biasa.
Kemudian jeritan panjang memenuhi ruangan kost itu saat aku mencapai
orgasme untuk yang kesekian kalinya. Sementara gerakan tubuh Anto mulai
mengejat-ngejat tak beraturan.
"Ough.. Ough.. Ughh..!" Dengan napas yang terengah-engah, Anto yang
berada di atas tubuhku semakin cepat menghunjamkan batang kejantanannya.
Lalu.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Crrtt.. Aku bisa merasakan
bagaimana batang kejantanan Anto menyemprotkan air maninya dalam
kehangatan liang senggamaku. Matanya membeliak dan tubuhnya berguncang
hebat. Batang kejantanan Anto pun mengedut-ngedut dengan kerasnya saat
menyemburkan air maninya. Aku bisa merasakan ada semprotan hangat di
dalam sana, nikmat sekali rasanya. Kami mencapai puncak kenikmatan
secara bersamaan.
"Teruss.. Teruss.. Putarr.. Sayanghh..!" dengus Anto. Aku membantunya
dengan semakin liar memutar pinggulku. Setelah beberapa saat, tubuhnya
ambruk menindih tubuhku dengan batang kemaluan yang masih menancap pada
liang vaginaku. Kurasakan ada cairan yang mengalir keluar dari liang
kemaluanku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan
nikmat yang melelahkan itu. Lalu kupeluk tubuh Anto yang basah oleh
keringat, kuciumi seluruh wajahnya.
"Thank's ya To.. Kamu memang sangat perkasa.. Indah sangat beruntung memilikimu.." bisikku di telinganya.
"Mbak Yuyun juga.. Jangan menolak kalau lain kali aku pengen bercinta lagi dengan Mbak ya.." balasnya. Aku mengangguk perlahan.
Lima belas menit kemudian aku membersihkan diri di kamar mandi sementara
Anto masih berbaring mengatur napasnya. Saat mengenakan pakaian dan
celana, Anto masih mencuri kesempatan untuk meremas kedua dadaku dan
mencium bagian belakang leherku. Atas permintaannya, BH dan CD yang
kupakai saat itu kuberikan pada Anto sebagai tanda mata bahwa hubungan
kami tak akan berhenti sampai di sini saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar