Sialan, barusan Aa telp ngabarin dia gak bisa jemput lagi. Sudah
seminggu ini Aku gak dijemput, Kami ribut gara gara Aku cemburu sama si
Perek itu. Habisnya Dia manja manja terus. Memang sih, Aku tidak melihat
langsung dia bermanja dengan suamiku, cuma dengar dari cerita teman
temanku yang sering melihat mereka bersenda gurau. Tapi kuping ini tetap
panas mendengarnya. Aku sudah menikah dengan Aa sekitar dua tahun,
sebagai istri keduanya. Sebelumnya kami sudah lima tahun pacaran. Aa
dulu adalah atasanku, Aku suka dia karena humornya dan suaranya yang
menurutku sangat sexy. Aa orangnya romantis sekali , seringkali aku
hanyut dalam buaiannya. Dan di akhiri dengan making love. Keperawananku
kuberikan padanya, karena aku sangat mencintainya.
”Sore
Mami !” Suara agak manja terdengar dari belakang membuyarkan lamunanku,
kulihat si Hendra dengan senyumannya yang khas. Giginya yang putih
terlihat sengaja dipamerkan. Karyawanku sering memanggilku Mami, agar
terasa lebih akrab.
”Sore juga item” Aku biasa memanggilnya Item, cuma giginya aja yang keliatan putih yang lainnya berwarna hitam.
”Kenapa Mi, koq keliatannya sedih amat, ada yang bisa saya bantu? ”
”Alah,
loe kayak bener aja greetingnya.” Si item Rider yang lumayan rajin.
Memang belakangan ini dia sering memperhatikan dan curi curi pandang.
“Ada
masalah dengan pacar ya Mi?” Item bertanya dengan menyelidik. Memang
seluruh karyawan di kantorku tidak ada yang tahu kalau aku sudah menikah
dengan Aa. Juga si item.
”Iya nih Dra, pacar Gue gak
jemput lagi hari ini. Masih marah kali” jelasku. Mereka belum tahu kalau
Aku sudah menikah, Selama ini aku mengaku masih pacaran.
”Udahlah Mi, gak usah dipikirin. Hendra bersedia nganter Mami pulang” Ia menawarkan diri
”Kamu kan pulangnya sekarang, Mami masih sejam lagi, apa loe gak ada janji?” Tanyaku.
”Ada
sih Mi, tapi kalau itu bisa buat Mami senyum lagi saya bisa tunda koq
janjinya. Cuma janji sama si Asep aja.” Hendra berusaha membujuk.
”Iya udah, tunggu sampe jam empat ya”
”Oke Mi, Hendra tunggu di Dunkin bawah ya? Jam empat.” Ia mengulangi untuk meyakinkan.
Tau
aja tuh anak Aku suka janjian sama Aa disana. Jangan jangan dia pernah
liat, ah bodolah. Aku selesaikan pekerjaan sampai jam empat. Aku turun,
sambil berpikir bagaimana caranya baikan sama Aa. Oh iya namaku Yuyun,
sekarang umurku 30 tahun. Tinggi tubuhku 165 Cm, berat 55 Kg. Menurut
mereka tubuhku sangat seksi. Apalagi pantatku cukup bulat dan berisi
dengan sepasang betis yang indah. Dan juga sepasang payudara berukuran
36D menghiasi dadaku, tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku.
Kulitku agak gelap dan tidak bercahaya, kata orang bila seorang wanita
mempunyai kulit sepertiku mempunyai birahi sex yang tinggi. Memang hal
itu aku rasakan, Aku merasa gelisah bila satu hari saja aku tidak ML.
Sejak pacaran dengan Aa, Aku mempunyai hasrat sex yang tinggi. Hampir
setiap hari kami ML, kecuali saat aku datang bulan. Aa sering Memuji
bahwa tubuhku mirip dengan Sarah Ashari, artis seksi. Aku bekerja
sebagai pengawas di salah satu kuliner, dan Aa adalah atasanku.
Pas saat Aku menuruni tangga parkir, tiba tiba ada yang memanggil namaku.
”Hey, anak kurang ajar manggil Yuyun, Yuyun....” Kataku menghampirinya dan sambil meninju lengannya.
”Kan
kalo diluar kita teman, bukan Mami Saya lagi” Sambil memperlihatkan
senyumannya yang khas itu. Hendra memakai T-Shirt tanpa leher yang agak
ketat dengan lengan pendek, kontras dengan kulitnya yang hitam.
Bawahannya Jeans, sexy juga nih anak, pikirku. Hendra punya perawakan
yang agak kecil, lebih tinggi aku 5 cm. Umurnya baru 24 tahun. Aku
memang dekat dengan karyawan, walaupan dekat dengan mereka Aku tetap
tegas menghukum mereka apabila mereka berbuat salah. Disamping itu aku
punya karyawan yang selalu aku andalkan, salah satunya Hendra.
”Kan janjiannya di Dunkin, malah nyelonong ke jalan. Katanya gak dijemput?” sindirnya.
”Kirain kamu cuma bercanda nawarinnya.” Elakku.
”Mami udah Hendra pesanin milo, udah gak dingin tuh kayaknya!” Sambil menyiapkan bangku untukku. Gentle juga si Hendra.
”So, jadi Hendra antar Mami pulang?” tanyanya melihat milo yang kuminum hampir habis.
”Gue males pulang Dra. Pengen jalan jalan dulu, ngilangin stress.” Jawabku
”Sudahlah Mi, nanti juga dia baekan kalau udah butuh lagi. Biasa Cowok kayak begitu.” Berusaha membujukku.
”Begitu ya Dra?!” Tegasku.
”Iya
Mi, mau Hendra antar kemana nih. Cuma bisanya pake motor, angin
anginan. Gak pa pa kan sekali sekali” Katanya takut kalau aku tidak
bersedia diantar.
”Kemana ya Dra enaknya, Gue gak mau ketempat rame. Gimana kalau kita kepantai?” terlontar begitu saja.
”Maksud Mami kita ke Ancol?” tanyanya mempertegas maksudku.
”Iya Dra, yuk kita kesana. Mau kan?” tanyaku
”Siap Mi” sambil memakai jaketnya. Lalu kita turun menuju parkir motor.
Sepanjang
jalan pikiranku masih menerawang saat ribut dengan Aa kemarin. Tanpa
kusadari beberapa kali Hendra ngerem mendadak, berkali kali dadaku
menempel dipunggungnya. Sampai terasa gesekannya membuatku terangsang.
Memang salah satu titik rangsanganku ada di payudara.
”Jalannya
yang bener dong Hendra, jangan mendadak kalau ngerem” Tegurku. Eh,
malah dia percepat motornya, hampir aku terjatuh. Secara reflex aku
peluk pinggangnya.
”Pelan pelan dong!” pintaku sambil
mempererat pelukanku dipinggangnya. Tanpa sengaja kusentuh sela sela
pahanya. Eit, dia sudah tegang rupanya. Ada rangsangan mengalir di
dadaku, sudah lama Aku tidak merasakan kontol sejak dua minggu lalu,
terakhir Aku bertemu Ray di Surabaya. Ada keinginan menyentuh kontolnya,
sudah dua kali Aku sengaja menyentuh kontolnya. Ternyata hal itu
membuatku tambah terangsang. Ada perasaan kacau antara ingin melepaskan
kerinduan akan kebutuhan hubungan sex dan menjaga kesetian terhadap
suamiku.
”Kita mau nongkrong dimana Yun?” tanya Hendra, membuyarkan lamunan. Sialan anak ini udah jadi kurang ajar memanggil namaku.
”Terserah
sama loe aja Hendra, atau kita kepantai ?” tawarku. Hendra membelokan
motornya ke arah pantai. Aku turun lebih dahulu menuju pantai. Sungguh
enak berdiri di pantai, dihembus angin semilir. Ku tarik nafas panjang
untuk menghilangkan semua masalah yang ada dipikiranku. Aku terkejut
saat ada tangan melingkar dipinggangku dan benda keras menempel di
pantat bagian bawah.
”Apa apaan sih Hendra!” herdikku sambil melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang.
”Sorry
Mi, Hendra Cuma mau menghibur Mami. Kalau Mami tidak berkenan, Hendra
minta maaf” Sambil mengambil tanganku untuk dicium. Ku biarkann Hendra
mencium tanganku, Dia cium punggung tanganku dengan bibirnya. Terasa
lembut bibirnya. Sambil menghirup bau tanganku, lidahnya mengusap
punggung tanganku. Aku bergetar dan terasa ada rangsangan birahi
menjalar keseluruh tubuhku dan makin tidak karuan rasanya. Keinginan
untuk memenuhi haus akan hal hal seperti ini terasa begitu kuat sekali.
”Gak pa pa koq Hendra” Ujarku menetralisir keadaan, sambil tanganku mengusap kepalanya.
”Yuk, kita duduk di pinggir pantai” Ajakku, sambil menarik tangannya yang masih memegang tanganku yang sedang diciumnya.
Kami
duduk bersebelahan, di pondokan. Menikmati angin pantai. Pondokan
tersebut tertutup dari sisi kiri , kanan dan belakang sehingga kami
tidak terlihat oleh orang lain. Kami mengobrol, Aku bercerita tentang
masalahku dengan Aa dan Hendra bercerita tentang mantan pacarnya yang
juga cemburuan sepertiku. Dan memberikan solusi atas masalah yang sedang
kuhadapi. Aku tidak mendengarkan cerita Hendra, Aku sibuk dengan
bagaimana caranya memenuhi dahaga akan kebutuhan seksual yang pernah
kualami dengan Aa. Entah awalnya bagaimana, kepalaku sudah bersender di
bahu Hendra. Tanganya mulai memainkan rambutku yang panjang, dan diusap
lembut dan menggelitik kupingku. Terasa geli dan rangsangan makin keras
menerpaku. Ingin kubimbing tangannya menelusuri titik titik rangsangan
ditubuhku. Mengembara di payudara, menerobos hutan vaginaku.. akhh...
alangkah nikmatnya. Kumiringkan kepalaku dan mengarahkan tangan Hendra
untuk mengelus leherku yang jenjang sambil kusibakan rambut yang berada
dileher. Hendra tahu apa yang kumaksud. Tangannya yang hitam mengelus
leherku, merambat kebelakang telinga sekali lagi. Akh... terus Hendra,
teriakku dalam hati. Wajahnya mendekat ke leherku dan terasa nafasnya di
kulitku dan Ia mulai mencium leherku, lidahnya menyapu dari atas ke
bawah , naik kebelakang telinga. Aku semakin terangsang. Tangannya
bergerak menyentuh payudaraku ragu, takut aku tersinggung. Dua kali Ia
lakukan, tidak melihat ada reaksi penolakan dariku Hendra mulai meremas
payudaraku. ” akhh... enak Sayang” aku merintih, Hendra makin keras
meremas remas payudaraku. Rangsangan semakin kuat menjalar ditubuhku,
tanganku secara reflek mencari benda keras yang ada di antara pahanya.
Langsung aku remas, ugh.. semakin keras kontol Hendra yang panjang
seperti belut. Sudah tidak kami hiraukan apakah orang lain yang akan
melihat apa yang kami lakukan. Aku sudah tidak tahan dengan rangsangan
yang di berikan Hendra, Aku berbalik sehingga wajah kami berhadapan.
Semakin dekat, Aku berusaha mencari mulutnya dan mencium ringan bibirnya
yang tebal. Hendra kaget dengan reaksiku, tapi hanya sebentar dan
langsung mencium bibirku dengan lembut. Oohh... Aku haus.
Kepalaku
dipegangnya hingga Ia bisa dengan leluasa mengendalikan ciuman, lidah
Hendra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga
mulutku. Mendapat serangan seperti itu darahku seperti berdesir,
sementara bulu tengkukku merinding. Kubalas ciumannya, sekali kali
kugigit bibirnya yang tebal dengan gemas. Terasa tangannya berhenti
meremas dan mulai berjalan di payudaraku mengikuti kontur BH yang
kukenakan. Gila, jago juga dia buat Aku terangsang. Aku refleks
membimbing tangannya untuk meremas remas payudaraku yang tambah
membusung. Tangannya mulai menyelusup didalam BH, terasa sentuhannya
menambah rangsangan pada payudaraku. Putingku dimain mainkannya. Dan
tangan yang satunya lagi menelusuri paha, terus menuju selangkangan.
Terasa divaginaku telusuran jari Hendra menekan nekan klitorisku. Aku
keluarr.. Aghhh... Aku semakin terangsang, tanpa sadar ciumanku semakin
ganas dan tanganku berusaha menurunkan resleting celananya mencari
kontol yang tidak terbungkus. Dapat, kupegang, kuremas. Ohh..
nikmatnya... Tiba tiba aku tersadar bahwa ini tidak benar kulakukan.
Langsung aku lepaskan ciuman dan tanganku dari selangkangannya.
”Maaf
Mi, Hendra gak sengaja berbuat ini sama Mami” katanya merasa bersalah.
”Hendra Cuma mau merasakan masalah yang Mami alami, maafkan Hendra
sekali lagi ya?” jelasnya lagi.
”Gak pa pa koq Hendra,
Gue Cuma hanyut dengan masalah yang ada” jelasku agar dia gak merasa
bersalah terus, sambil membetulkan bajuku yang mulai terbuka
Rangsangan
yang diberikan Hendra makin membuat birahiku semakin tinggi, harus ada
penyelesaian pikirku. Tapi bagaimana? Masa harus kelepaskan birahiku
dengan rider yang notabene anak buahku.
”Ayo Hendra kita pulang!” Ajakku
”Mami sudah enakan ?” Tanyanya menyelidik
”Lumayan
dra, ada kamu” sambil kucium bibirnya, ucapan tanda terima kasih.
Maksudku sebenarnya mau melanjutkan kemesraan yang baru kudapatkan.
Sambil berdiri merapikan rambutku yang berantakan.
Kami
pulang saling membisu, kali ini Hendra tak perlu ngerem mendadak atau
mengendarai motor kencang karena tanganku langsung melingkar
dipinggangnya. Sekali kali aku pegang dan ku elus elus kontolnya yang
ada selangkangannya itu. Kurasakan Hendra cukup menikmatinya. Motor
Hendra berjalan pelan pelan, memberikan kesempatan kepadaku untuk lebih
sering memegang kontolnya yang kurasakan semakin keras. Kubuka
resletingnya dengan terlebih dahulu mengendurkan ikat pinggangnya.
Tanganku menyusup, untuk meraih kontol Hendra. Kudengar rintihan
kenikmatan Hendra, saat kuremas remas. Aku sudah tidak ingat lagi dengan
siapa aku sekarang, yang terbayang Aa sedang bercumbu denganku.
Birahiku semangkin tinggi, yang kupikir bagaimana menyelesaikan ini
semua. Aku sudah tidak tahan. Mau dientot..... Ogh... sudah lama Aku
tidak merasakan enaknya mempermainkan kontol.
Tak lama
kemudian Kami sampai ujung jalan yang menuju tempat Tinggalku. Segera
aku lepaskan tanganku dari kontol Hendra dan menaikan resleting
celananya serta memasang kembali ikat pinggangnya.
Tak
lama kemudian Kami sampai ujung jalan yang menuju tempat tinggalku.
Segera aku lepaskan tanganku dari kontol Hendra dan menaikan resleting
celananya serta memasang kembali ikat pinggangnya.
Aku
tinggal di kawasan Duren Tiga, aku tinggal tinggal bersama pembantu
yang sudah berumur. Aa sering datang dan menginap dirumah.
”sudah ya Hendra sampe sini aja” pintaku saat kami sampai di mulut jalan.
”kenapa Mi?” tanya Hendra
”Gak
pa pa, gak enak aja bawa Cowok ke rumah” jelasku. Padahal aku ingin
sekali menyelesaikan luapan birahi yang meletup letup akibat dari
kejadian di ancol dan sepanjang jalan.
”Sebenarnya
Hendra mau mampir ke rumah Mami, ya udah gak pa pa. Tapi Mami udah lebih
baik kan? ” tanya Hendra menyelidik. Hendra tahu apa yang sebenarnya
yang aku inginkan.
”Iya Dra”
”Kalau
Mami ada perlu dengan Hendra, bel hp Hendra aja ya Mi, Hendra selalu ada
buat Mami koq. ” Katanya menawarkan diri. ”Yang pasti Hendra sangat
sayang banget sama Mami, Hendra gak mau mami sedih” mencoba merayuku.
Sambil memegang tanganku dan mendekatkan wajahnya, lalu mencium lembut
bibirku, melumat dengan ganasnya dan aku balas lumatan bibir Hendra tak
kalah ganasnya. Tangan Hendra bergerak memegang payudaraku dan
meremasnya lembut, lembut, agak keras.. oohhh nikmatnya.....
”Pasti
Mami kontak kamu kalau Mami perlu kamu” jawabku sambil melepaskan
lumatan hendra pada mulutku dan aku berjalan serta melambaikan tangan
kepada Hendra dan berjalan menuju tempat tinggalku. Kudengar suara motor
Hendra menjauh.
Sampainya aku didepan rumah, kulihat pembatuku sedang menyiram kembang, lalu kubuka gembok di pagar.
”Selamat malam mbok, koq malam malam nyiramin kembang mbok” tegurku
"iya Bu, tadi siang airnya mati, jadi baru sempat siram sekarang" jawab pembantuku.
Kubuka
kamar tidurku dan kuhempaskan tubuhku dikasur. melemaskan otot otot
yang tegang dengan aktivitas seharian. Sambil mengingat kejadian tadi di
Ancol. ugh... betapa nikmatnya...... dan terasa ada yang menggatung,
luapan birahiku tidak terselesaikan. kenapa aku tidak minta Hendra untuk
mampir padahal Ia tadi sudah menawarkan diri. Bunyi dering HP ku
mengagetkan lamunanaku, Aa telpon.
”Iya pah, koq baru telpon?” langsung aku tanya, karena sepanjang hari ini Aa tidak telpon telpon.
”Iya
nih, tadi meeting padet sekali, mungkin Pah langsung pulang dan gak
bisa ke rumah” Seperti petir menyambar aku menerima kabar seperti,
bagaimana bisa dia langsung pulang, biasanya kami pasti bertemu dan
making love setiap hari.
”Koq Papah begitu, tega amat.
Kan kita belum ML. Sudah dua minggu nih mah gak ML. Kalo pah masih marah
jangan hukum mah kayak gini dong” pintaku
” Gak bisa Mah, Pah harus pulang. besok pagi pagi papah harus sudah ada di kantor, ada meeting dengan Bos” jelasnya
”Iya udah terserah pah aja” jawabku.
”Udah
dulu ya mah, miss You” jawab suara dr seberang sana, dan aku langsung
menutup telpon tanpa menjawab salam penutup yang biasa kami lakukan.
Sialan,
sekali lagi aku mengumpat, birahiku sedang tinggi tingginya malah dia
pergi. Birahiku sangat tinggi bila jadwal mensku sudah dekat, masih tiga
hari lagi. Ditambah dengan kejadian tadi, makin gak karuan perasaanku
dibuatnya.
Aku berpikir menyeleweng dengan Hendra untuk
memuaskan birahiku. Tapi Hendra kan anak buahku, nanti dia cerita
cerita dengan temannya. Pasti aku tidak akan disegani dan dihormati lagi
oleh karyawanku bila Aku menegur mereka. Akh.. sungguh tidak enak
rasanya menahan birahi, ada sesuatu yang menuggu untuk diledakan.
Tanpa sadar aku sudah tertidur lelap, dan terbangun saat kudengar suara pintu kamarku diketuk berulang ulang.
”Bu, bu,.. ada apa bu,...” suara pembantuku terdengar
”Iya mbok....” Aku bangun dan berajak untuk membuka pintu, kulihat si mbok berdiri didepan pintu.
”Ada apa bu kamu berteriak teriak?” tanyanya sambil melongok ke kamarku
”aku mimpi mbok” Jelasku
”Mimpi
koq kaya orang lagi gituan, Aa gak datang kan ?” menyanggah alasanku
sambil berjalan menuju kamar mandi menyelidiki apakah ada orang yang di
kamarku. Memang aku sedang bermimpi ML dengan Hendra dan berteriak
teriak kenikmatan saat si mbok membangunkan tidurku.
”gak dateng koq mbok” jelasku, pembantuku keluar kamar mandi setelah tidak ada hal hal yang mencurigakan.
”Iya udah, kalau ada apa apa bilang mbok ya” pesannya sambil meninggalkan kamarku.
Pembantuku
sudah seperti orang tuaku saja, karena sejak kecil sudah mengabdi
dengan orang tuaku. Sejak aku tinggal pisah orang tua, si mbok disuruh
ikut bersamaku.
Ada ada saja pikirku, birahiku semakin
tinggi. vaginaku terasa berdenyut denyut ingin di masukan kontol. aku
elus elus si Cantik, sabar ya Cantik si ganteng belum mau bermain main
dengan kamu. Cantik panggilan mesra Aa buat vaginaku, selalu ia sebutkan
pada saat mencumbuku.
Hari ini Aku masuk pagi seperti
biasanya, luapan birahi terlupakan sejenak oleh kesibukanku seperti
biasa di kantor. Sewaktu aku sedang sibuk memeriksa inventory di gudang,
terasa ada bayangan masuk. Akh pasti si lukman, stockkeperku.
”sudah
selesai naekin barangnya man? Barangnya lengkap semua? Mana DO nya?”
tanyaku bertubi tubi tanpa memberikan kesempatan yang bersangkutan
menjawab, sambil tanganku bergerak kebelakang. Tapi tanganku menyentuh
sesuatu yang tegang, seperti kontol. Aku kaget dan menoleh kebelakang.
”ini
Mi barangnya, udah naek” terdengar suara Hendra. Alamak, kulihat kontol
Hendra mengacung. Tegang sekali. Ingin rasanya aku selamot. dan segera
aku tarik tanganku dari kontolnya.
”Apa apaan kamu Hendra, nanti dilihat orang. Pake celana kamu” Tegurku.
”Iya
Mi, Hendra semalam gak bisa tidur Mi. Hendra mau semalam kita lanjutkan
kemesraan kita, Mi. Hendra sayang sama Mami” katanya menjelaskan hal
yang Ia lakukan sambil membetulkan celananya yang turun setengah.
”Jangan
Hendra, Gue udah punya pacar. Lagipula apa kata temen temen Kamu kalau
kita sampai seperti itu” Jelasku tegas, dan terasa kontol Hendra
menempel di punggungku dan digesek gesekannya. Birahiku mulai bangkit.
dan pikiranku sudah terpengaruh rangsangan yang diberikan Hendra.
”Mami gak usah khawatir, Hendra gak akan cerita cerita apa yang terjadi diantara kita Mi.” Ia berusaha meyakinkanku.
” Sudah Hendra, nanti dilihat orang” sambil tanganku mendorong dadanya agar menjauh dan tidak menempel dbadanku lagi.
” tapi Mami janji ya, nanti kita jalan lagi” pintanya, sambil merapatkan dan menempelkan kembali kontolnya di punggungku.
” iya iya, Sana ganti seragam” jawabku agar kondisi ini Hendra berlalu.
” benar ya Mi, janji?!” tanyanya meyakinkan ucapanku.
”iya, sana ! nanti ada orang masuk” Kataku sambil melanjutkan pekerjaanku seolah oleh tidak terjadi apa apa.
Pekerjaanku
hari ini cukup banyak dan melelahkan, mempersiapkan audit, membuat
schedule dan bertemu dengan property membicarakan masalah kebocoran
saluran pembuangan. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
Pantas Hendra mondar mandir saja didepan kantor, ternyata Dia pulang jam
6. Sudah waktunya Aku pulang, pikirku.
Aku beranjak meninggalkan kantor, Hendra menyusulku dengan tergesa gesa, dikiranya aku lupa dengan janjiku tadi pagi.
”Jadi Gak Mi jalannya?” Tanyanya setelah berhasil menYunsulku di lantai satu.
”Memangnya kita mau kemana?” Tanyaku
”Terserah Mami aja, mau ke Ancol lagi juga boleh” jawabnya menawarkan
”Gak
akh, Gue lagi gak mood ke pantai. Terserah kamu aja deh Hendra, asal
jangan ke pantai lagi aja” kataku memberikan alternatif.
Aku
tidak memperhatikan ke arah mana Hendra melajukan motornya dan tanpa
sadar kami telah tiba di sebuah rumah. Di salah satu perumahan yang
masih jarang penghuninya. Rumah yang cukup bagus, Type real estate.
Kelihat yang punya rumah sangat rajin memelihara perabotannya, dari luar
kelihatan rumah sangat asri. Aku tahu Hendra mengajakku ke rumah ini
untuk menyelesaikan yang sudah kami mulai kemarin.
”Kita dimana Dra?” tanyaku
”Rumah
teman yang mau dikontrakan, Hendra disuruh cari yang mau kontrak”
jawabnya sambil menstandarkan motornya. Hendra bergegas membuka pintu
rumah, dan memasukan motornya.
”Ayo masuk Yang” Hendra
mengajakku dengan suara mesra dan panggilan Sayang, Aku tidak komplain
dengan panggilannya Aku masih berdiri di luar pagar, menimbang apakah
menyetujui keinginannya atau tidak. Bagaimana hubunganku nanti dikantor
dengan Hendra dan kesetiaanku sebagai istri Aa. Rangsangan birahi yang
yang tidak terpenuhi kemarin menuntun kakiku memasuki rumah. Sampai
didalam Aku melihat ruangan yang begitu apik, gelagak birahiku semakin
besar melihat suasana yang nyaman dan asri.
” Kamu dimana Dra?” teriakku karena saat Aku masuk Dia tidak berada di ruang tamu.
”Disini
Yang” Suara dari belakangku, Aku menoleh kebelakang, kulihat Hendra
sedang mengunci pintu. ternyata tadi Ia bersembunyi di balik pintu. Lalu
ia menghampiriku dan memelukku dari belakang, lalu tangannya turun
kepinggulku dan memutar tubuhku sehingga kini kami saling berhadapan.
”Ngapain kita disini Dra?” Aku bertanya pura pura tidak tahu maksudnya. Aku berusaha meronta, tapi pelukan Hendra semakin ketat.
Hendra hanya menatapku dengan senyumannya yang khas, lalu wajahnya mendekat ke kuping kananku dan berbisik.
”Hendra
mau membuat Mami bahagia, Hendra tahu selama ini Mami tidak Bahagia”
bisiknya, terasa nafasnya yang hangat membuat bulu kudukku berdiri dan
terasa rangsangan menjalar di sekujur tubuhku.
”Kamu sok tau Dra! Tidak bahagia bagaimana?” tanyaku.
”Iya, tidak bahagia dalam urusan sex kan?” Hendra menjawab seolah olah tahu tentang diriku.
”Gak
Juga, Kamu anak kecil tahu apa sih. Lagian umur kamu baru sembilan
belas tahun” Jawabku enggan mengakui kebenaran jawaban Hendra.
”Walau
masih sembilan belas tahun, tapi jam terbang Hendra udah cukup
mengetahui body language wanita Mi” jawabnya tak mau kalah dengan
sanggahanku tadi.
”Mami bisa percaya deh sama Hendra,
ini hanya rahasia kita berdua. Hendra benar benar Cinta dan sayang Mami”
lanjutnya, akhirnya Hendra mengendurkan pelukannya pada tubuhku.
Aku melepaskan diri dan berjalan dan duduk di sofa ruang tamu. Aku bercerita kepada Hendra kondisi kehidupanku yang sebenarnya.
”Sudahlah
Mi, jangan terlalu dipikirkan. Kalau ada apa apa dengan Mami, Hendra
mau menjadi suami dan pelindung Mami. Hendra Cinta dan sayang sekali
dengan kamu Yun.” katanya berusaha menghiburku.
”Makasih ya Hen, Gue juga sayang sama kamu Hen. Tapi kondisi ini sudah terjadi, dan gak mungkin Gue punya laki dua.”
”Gak pa pa Yun, Hendra mau menunggu kamu sampai kapanpun” jelasnya
Aku terharu mendengar keinginannya menjadikan Aku sebagai Istrinya apabila perkawinanku berantakan dan Aa menceraikan diriku.
”Hen,
kalau bisa Kamu jangan memanggil nama ya?! Panggil Bu or Mami, takut
nanti kelepasan didepan teman teman Kamu. Guenya yang gak enak” Pintaku
untuk tidak memanggil nama saja.
” Beres Mamiku sayang” sambil mengajakku berdiri. Dan wajahnya mendekat ingin menciumku
Bibirnya
perlahan mencium bibir bawah dan bibir atasku bergantian berusaha
membangkitkan gairahku. Aku mendesah kecil ketika tangannya turun ke
pantatku kemudian meremasnya lalu menarik tubuhku merapat ketubuhnya.
Bibirnya perlahan mencium bibirku dan merambat diantara dua bibirku yang
tanpa sadar merekah menyambut ciuman yang datang.
Birahiku
bangkit, mungkin sisa kejadian yang semalam. Hendra yang menyumbat
mulutku dengan ganas, Aku balas ciumannya tak kalah ganas. Lidah kami
saling melilit, menjilat. Birahiku semakin tinggi, saat Hendra dengan
kasar meremas remas payudaraku yang kenyal yang masih dibalut BH,
berukuran 36D. Dan melepaskan baju seragamku. Kini Aku hanya memakai BH
saja. Secara refleks Aku buka resleting celananya kupegang kontolnya,
sambil tanganku yang lain mencopot celananya. Tangannya sudah masuk
kedalam BH ku, memegang dan meremas payudaraku, ogh...ogh.. Nikmat.
”Ohh..
Mi, tubuh Mami indah sekali. Hendra selalu membayangkan untuk
menyentuhnya....ohh.., Hendra membayangkan tubuh Mami tiap malam, Hendra
mau ngentot Mami” Hendra memujiku, lalu membuka BH yang membalut
payudaraku dan menjilat putingku, sekali kali digigitnya lalu dihisap,
terasa putingku ditarik.
”Enak Dra, terus remas. Gue
haus Hendra ohh... Gue mau dientot Dra oh...” tanpa sadar aku meminta.
Aku sudah lupa bahwa aku mempunyai suami dan hal ini adalah suatu
penyelewengan terhadap Aa, tapi bagaimana lagi, Aku haus akan kebutuhan
sex.
”Tenang Sayang, pasti Hendra entot, Hendra kasih
kepuasan buat Mami. Hendra tau Mami punya birahi tinggi” katanya
menilaiku sambil terus meremas dan mencium payudaraku dan melepaskan
T-shirtnya. Aku juga membuka kaitan BH yang kupakai dan Hendra
melemparnya ke kursi. Kami sudah tidak berpakaian lagi. Tangannya yang
satu menyentuh vaginaku, dielus dicubit dan jarinya dimasukan berulang
ulang kedalam vaginaku yang mulai basah dengan cairan. Terasa nikmat
sekali.
”Ogh... ogh.. enak Dra” aku semakin birahi.
Aku berusaha untuk Meraih kontol Hendra untuk kucium, tapi tidak
berhasil hanya dapat memegangnya saja karena dia masih mencium
payudaraku, seperti anak kecil baru dapat mainan yang disukainya. Tidak
mau dilepas.
Tiba tiba Hendra membalikan badanku, dan
mendorong punggungku untuk membungkuk. Aku terhuyung dan bertumpu
ditembok. Tangan Hendra mendorong punggungku sedikit membungkuk sehingga
pantatku agak menungging, lalu kedua kakiku digesernya agar lebih
membuka. Bulu bulu ditubuhku mulai merinding saat kontol Hendra yang
hangat mulai bergesek gesek dibibir vaginaku berusaha untuk masuk.
Lubang vaginaku yamg sudah licin sangat membantu panetrasi yang
dilakukan Hendra dari belakang.
”Ogh.....” kudengar
Hendra menahan nafas saat ujung kontolnya yang seperti topi baja mulai
terjepit vaginaku. Akupun tak mampu bernafas karena kontol itu masuk
menghujam vaginaku, Kontol yang begitu aku rindu-rindukan. Dengan pelan
Hendra kembali menarik kontolnya dari jepitan vaginaku. Didorongnya lagi
hingga bertambah dalam batang kontolnya itu menerobos masuk kedalam
lubang vaginaku. Kedua tangan Hendra yang tadinya memegang kedua sisi
pinggulku mulai menyusup kearah payudaraku dan meremas remas dengan
kerasnya, membuat tubuhku menggelinjang merasakan remasannya. Birahiku
semakin tinggi dibuatnya. Kugoyang goyang pantatku, memelintir kontol
Hendra. Karena kontolnya yang besar dan panjang, terasa kontolnya
mengikuti irama goyangan pantatku.
”Ohh... ohh... ahhh..” aku meregang nikmat merasakan orgasme awal.
”Mi,
Mami Hendra entot. Enak sekali memek Mami, legit sekali” Sambil memaju
mundurkan badannya, sangat terasa kontolnya yang besar dan panjang
menghujam vaginaku berulang ulang. Mulut Hendra tak henti hentinya
menjilati kudukku, terasa semakin membuatku melayang ke awan yang tak
bertepi.
Bibirnya memagut bibirku dengan lidahnya
mendorong dorong lidahku. Sementara batang kontolnya terus menghujam
lubang vaginaku tanpa ampun. Berkali kali rambut kemaluan Hendra yang
kasar seperti habis dicukur menggaruk garuk pantatku saat kontolnya
melesak ke dalam vaginaku hingga ke pangkalnya. Akupun berkali kali
mengerang tanpa rasa malu malu. Aku memang selalu ribut kalau sedang
bersenggama. Tanganya terus meremas payudaraku, sekali kali memilin
putingku lalu ditarik dan dihentakan. Oh enaknya. Pintar dia memainkan
payudaraku. Tanpa harus diperintah, Aku mulai menggoyang goyangkan
pantatku mengikuti irama tusukan kontol Hendra. Tubuhku mulai terhentak
hentak dan gerakan pantatku sudah tidak terkendali. Pantatku semakin
cepat bergoyang dan mundur menyambut dorongan kontol Hendra hingga masuk
sedalam dalamnya kedalam jepitan lubang vaginaku.
”Ter....rushh..
Dra...okh..okh..”Aku mendesis desis tak terkendali. Tubuhku seolah
melayang dan ringan. Hendra semakin cepat menarik dan mendorong
kontolnya menghujam lubang vaginaku. Aku tersentak, perutku terasa
kejang menahan desakan yang hampir meledak.
”Terushh..
Mi...shh...” kudengar Hendra mengeram sambil menusuk nusuk lubang
vaginaku kian kencang. Lalu mulutnya kembali melumat bibirku dan tanpa
dapat kutahan lagi tubuhku berkelojotan melapaskan ledakan birahi yang
sudah tidak terbendung lagi. Aku menggigit bibir Hendra yang melumat
bibirku. Pada saat yang sama, tubuh Hendra pun menggeliat dan tersentak
sentak. Tubuh bagian bawah kami saling menempel dan menggeliat secara
bersamaan. Pantatku yang menempel ketat dan seperti terpaku pada tulang
kemaluan Hendra yang memutar tak terkendali.
”argh...shh...” Seperti suara koor, kami berdua mengeram bersamaan.
Otot
otot vaginaku berdenyut denyut mencengkram kontol Hendra yang tertanam
sepenuhnya didalam. ”croot... crott.. crott.. crot.. crot Akhirnya
kontol Hendra mengedut ngedut dan hampir sepuluh kali menyemburkan
cairan hangat yang menyiram ke dalam rahimku. Terasa begitu kencang
semburan air mani Hendra menyemprot keliang vaginaku. Kami terus
bergerak hingga tuntas sudah air mani Hendra terperas denYuntan lubang
vaginaku.
Akhirnya Kami sama sama terdiam lemas tak
berdaya. Nafas Kami saling memburu. Denyut jantungku berdentum keras dan
cepat setelah bekerja keras memburu kenikmatan. Aku yang kelelahan tak
mampu bergerak lagi dan ambruk di lantai bersama Hendra diatas
punggungku. Kubiarkan saja kontol Hendra yang masih menancap erat
dilubang vaginaku.
Akhirnya Kami
sama sama terdiam lemas tak berdaya. Nafas Kami saling memburu. Denyut
jantungku berdentum keras dan cepat setelah bekerja keras memburu
kenikmatan. Aku yang kelelahan tak mampu bergerak lagi dan ambruk di
lantai bersama Hendra diatas punggungku. Kubiarkan saja kontol Hendra
yang masih menancap erat dilubang vaginaku.
Kami
terdiam sesaat, kemudian kudengar tubuh Hendra jatuh disampingku.
Kurasakan lepas semua beban yang selama ini kuhadapi. Rasa lelah
membuatku terlelap sejenak. Tanpa aku sadari Kontol Hendra mencoba
menembus lubang vaginaku dan tangan Hendra mempermainkan puting kedua
payudaraku, birahiku bangkit kembali. Kami masih dilantai, dimana posisi
Hendra memelukku dari belakang. Aku pegang kedua tangannya untuk
membibing dan meremas remas payudaraku dengan lembut. Dan kubiarkan
kontolnya perlahan lahan menembus vaginaku dari belakang. Birahiku
bangkit kembali. Tangan kanannya bergerak mengelus pahaku dan bergerak
terus menuju vaginaku dari depan. Hendra mengajakku memulai lagi
permainan.
”Nanti dulu Dra, Gue Cape nih.” tolakku, tapi tetap kubiarkan tangannya menjelajahi tubuhku.
”Ayo
dong Mi, Hendra belom puas ngentot Mami. Hendra bisa lima kali nih”
tawarnya. Gila, lima kali? Aa saja Cuma bisa sekali, paling banyak dua.
Itupun yang kedua susah banget bangunnya. Benar! Kontol Hendra mulai
tegang, terasa penuh benar didalam vaginaku. Aku bangun dan berbalik
menghadapnya.
”loe mau entot Gue lagi ya Ndra? Gue cape nih. Lagi pula udah malam. Pulang aja Yuk?!” pintaku. Sambil berdiri.
”Please
Mi, Hendra masih horny nih” Sambil menarik tanganku dan mencium bibirku
dengan ganas. Kubalas ciumannya tak kalah ganasnya.
”Tetek
Mami bagus banget , Hendra suka. Mmh... ” Meremas remas payudaraku agak
kasar. Pantatku tak luput juga diremasnya. Aku yang tadi sudah lemah,
mendapat rangsangan seperti itu kembali bergairah. Aku tidak mau kalah
dengannya, tanganku bergerak keselangkangannya meraih kontolnya yang
masih tetap tegang, baru kuperhatikan kontol Hendra ternyata hitam dan
sangat panjang mungkin 20 Cm. Cukup besar. Lalu kuremas. Hendra
membimbingku duduk diatas sofa, lalu ia mencium bibirku, melumat
kemudian ia memasukan lidahnya kedalam mulutku hingga kami bergantian
saling pagut, saling kulum kemudian dilanjutkan ciuman seputar leherku,
ke balik telingaku dan menjulur julurkan lidahnya kedalam telingaku. Aku
merinding merasakan nikmat. Sambil tangan kanannya meraba
selangkangannku dan tangan kirinya meremas remas payudaraku yang sintal
dan besar, jilatannya makin turun ke dadaku terus ke payudaraku.
Mulutnya sengaja dibuka lebar seakan ingin menelan semua payudaraku.
Mulut Hendra tidak cukup untuk menelan sepertiga bagian saja dari
payudaraku yang besar. Sementara lidahnya terus bermain di putingku
sekali kali digigitnya sehingga aku menggelinjang keenakan. Sementara
tangannya tidak berhenti mengelus pinggir mulut vaginaku dan sekali
menekan dan menjepit clitorisku. Sungguh pintar Hendra menemukan titik
titik birahiku.
”Teruu...uus! teruu..uus, oo..ooh” pintaku
Enak
sekali, tubuhku menggigil dan kejang kejang merasakan orgasme pertama
atas permainan tangan Hendra di payudaraku dan vaginaku. Tahu keadaanku
yang demikian, bibirnya tetap tidak berhenti bahkan terus menjalar turun
ke pusarku hingga membuatku menggeliat bagaikan kucing yang kepanasan.
Jilatanya memang luar biasa. Diteruskannya ke bawah ke sekeliling pahaku
yang mulus , terus ke lutut, ke bawah lagi hingga jari dan telapak
kakiku tak luput dari jilatannya. Selesai menjilati kedua kakiku kini
jilatannya langsung naik ke pahaku bagian dalam, akupun makin
mengangkakangkan pahaku agar mempermudah lidahnya menuju sasaran yang
kuinginkan, vaginaku yang telah basah. Rupanya Hendra sengaja ingin
membuat Aku mati kelemasan menahan nikmat, rasa gatal di vaginaku
semakin menjadi, rasa ingin disentuh tapi jilatnnya tak kunjung datang.
Kedua tangannya memegang pahaku dan sedikit diangkat sambil
dikangkangkan lebih tinggi. Sehingga tampak dengan jelas sekali olehnya
bentuk vaginaku yang berwarna pink ditengah dan bibir vagina yang agak
kehitaman. Bibir vaginaku semakin merekah karena pahaku dibuka lebih
lebar. Ia membungkuk di selangkangannku, lidahnya mulai menjilati bibir
vaginaku, sesekali dijulurkannya panjang panjang dan ditusuk tusukannya
ke dalam liang vaginaku, ritmenya teratur sambil digesekan dari bawah ke
atas. Aku mengalami sensasi yang luar biasa, kepalaku hanya bisa
menggeleng kekiri dan kekanan. Sementara tanganku menggapai kesana
kemari, jariku meremas remas pinggir sofa, tepat di klitorisku mulutnya
langsung menghujam dan mengulumnya. Di pelintirnya klitorisku dengan
bibirnya, sesekali lidahnya yang nakal menari nari menyapu ujung
klitorisku yang posisinya menonjol keluar karena kedua belah pahaku
terbuka lebar. Akhirnya aku mencapai klimaks orgasme kesekian kalinya.
Cairan hangat tumpah keluar dari liang sanggamaku dengan derasnya,
mulutnya bukan berhenti tapi semakin ganas memoles habis vaginaku sambil
sesekali dihisapnya, semua cairan licin yang mengalir keluar dari
lubangnya vaginaku ditelannya hingga kering tak tersisa setetespun,
semua dilakukan bagaikan orang yang telah tiga hari tidak makan dan
minum, sambil tangannya membuka lebar lebar kakiku. Diciumnya vaginaku
sekali lagi dan lidahnya tetap dijulur julurkan masuk ke dalam. Oh my
God.... enak sekali, aku orgasme sekali lagi. Sambil dijilat jilat, ia
memasukan jari tengahnya kedalam vaginaku berulang ulang, aku mengejang
merasakan orgasme berkali kali. Terasa ada tiga jari berusaha masuk
vaginaku, karena cairanku semakin banyak ketiga jarinya dengan mudah
masuk. Aku menggelinjang keenakan. Tahu aku tidak menolak saat tiga
jarinya masuk keliang vaginaku, Hendra berusaha memasukan empat jarinya.
Aku semakin kelojotan dibuatnya.
”Ayo entot Gue Hendra” aku kembali orgasme sambil menarik kepalanya menyuruh berdiri.
”Sabar
Mi, Hendra belom puas nikmatin memek Mami” iya menolak dan kembali
menjilat vaginaku. Vaginaku sudah basah sekali dibuatnya, cairan hangat
berlendir mengalir deras sekali, semakin banyak. Aku semakin birahi.
”Cepat
Dra entot Gue, please. Gue udah gak tahan... akh.. akh..!” Aku memohon
sambil menarik rambutnya keatas. Tapi Ia tetap menjilat dan tangannya
semakin keras keluar masuk vaginaku.
Satu.. dua.. tiga.. empat dan lima.. aku orgasme lagi...
”akhhhhh.....” aku melenguh panjang merasakan nikmatnya.
”Gue bisa mati keenakan nih Hendra, mana kontol loe? Masukin dra......” aku meracau dan memohon agar Hendra memasukan kontolnya.
”Sabar
Mi, Hendra masih pengen nikmatin memek Mami yang legit dan gurih ini”
Jawabnya, tanpa menghiraukan keinginanku. Cukup lama Hendra
mempermainkan vaginaku, sudah tak terhitung Aku mendapat orgasme. Aku
sudah lemas karena orgasme berulang ulang. Hendra membimbingku mengajak
masuk ke kamar, Aku terhuyung dan bergelendot di pundaknya sambil
memohon.
”please Hendra, entot Gue. Gue udah gak tahan nih” Sambil memegang kontolnya.
”Iya Mami sayang, Hendra juga udah gak sabar mau ngentot Mami” menghiburku.
Dibimbingnya
Aku menuju tempat tidur. Sesampainya disana Aku disuruh bersimpuh,
menungging. Lalu kepalaku ditekannya sampai menyentuh kasur. Hendra
ingin menyetubuhiku dengan Dogie style. Aku menurut saja. Tiba tiba
kurasakan kontol Hendra masuk perlahan lahan. Kunikmati inchi demi inchi
kontol Hendra memasuki vaginaku dari arah belakang. Terasa penuh dan
nikmat luar biasa. Kedua tangannya meremas remas payudaraku dengan
keras. Terasa rangsangan menjalar kuat di sekujur tubuhku, aku bertenaga
lagi.
”Ayo Hendra, tusuk Gue... akh...okh..., tusuk gue dengan kontol loe Dra... akkhhhh.......” aku meracau
”Iya
Mi, ini kontol Hendra. Mami Hendra entot, enak sayang?” tanya Hendra
sambil memaju mundurkan pantatnya, terasa sekali kontolnya menyentuh
dasar vaginaku
”Enak Hendra, terus yang kencang. Tusuk terus Hendra..akh...akhhhh.....”
Sesaat
kemudian Aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku mengerinjal gerinjal.
Aku goyang pantatku berlawanan dengan arah kontol Hendra yang menusuk
nusuk vaginaku. Sensasi luar biasa, aku kembali mendapatkan orgasme.
”akh..akh...
Gue dapet lagi dra, terus dra” Aku dapat orgasme berulang ulang. Aku
mulai lemas, badanku jatuh tertelungkup dikasur, Hendra tetap
menhujamkan kontolnya ke dalam liang vaginaku. Kemudian aktivitas Hendra
berhenti dan mengeluarkan kontolnya dari vaginaku. Tubuhku
menggelinjang saat lidah Hendra mulai menjalari tulang belakangku.
Lidahnya menjelajah seluruh permukaan kulit punggungku. Bulu romaku
dibuat merinding oleh ulahnya.
”ughh..” Aku melenguh
pelan saat mulut Hendra membuat gigitan ringan diatas pinggulku. Otot
otot perutku serasa ditarik karena rangsangan itu. Mulut Hendra tidak
berhenti disitu. Mulutnya terus bergeser turun hingga kini kedua belah
pantatku digigit gigitnya dengan gemas. Seluruh tubuhku bergetar
menerima perlakuannya. Apalagi saat lidah Hendra mulai menyapu nyapu
daerah sekitar lubang anusku.
”Ja...Jangan Hendra...”
Namun terlambat, Aku tidak mampu mencegah saat lidah Hendra mulai
menusuk nusuk dan mengilik ngilik lubang anusku. Geli rasanya. Pantatku
tidak dapat bergerak karena dicengkram kedua tangannya yang kokoh. Aku
hanya bisa pasrah dan menikmati jilatan lidahnya di lubang anusku. Aku
mulai merasakan cairan vaginaku keluar lagi.
Hendra
mulai mengarahkan kontolnya ke lubang vaginaku. Ia menusuk vaginaku
dengan kontolnya diantara kedua buah pantatku. Aku harus menahan nafas
lagi saat kepala kontolnya mulai menerobos lubang vaginaku. Agak perih
dan ngilu rasanya. Ternyata Ia belum puas menyetubuhiku dengan pasisi
Doggy Stile.
Lubang vaginaku mulai mengeluarkan kembali
cairan pelicin saat Hendra mengocoknya dengan ujung kepala kontolnya
yang digesek gesekan diantara lubang vaginaku. Hal ini membuat
tusukannya bertambah lancar.
”ughh...hkkhh..” Hendra
menggumam saat seluruh kontolnya berhasil masuk kedalam lubang vaginaku.
Akupun dapat bernafas lega setelah seluruh kontolnya melesak masuk. Ia
terdiam beberapa saat menikmati denYuntan dinding vaginaku yang melumat
kontolnya.
Nafsuku kembali bangkit saat Hendra berkali
kali memaju mundurkan pantatnya menarik dan mendorong kontolnya didalam
lubang vaginaku, terasa urat kontolnya berjalan jalan didinding
vaginaku. Aku kembali tergerak menikmati tusukan tusukannya dengan ikut
menggerakkan pantatku. Pantatku maju mundur berlawanan arah mengikuti
irama tusukannya. Jika Ia menarik mundur Aku maju dan jika Ia maju, Aku
mendorong pantatku kebelakang menyongsong tusukannya. Plok...
plok...plok..... begitulah setiap kali pantatku beradu dengan tulang
kemaluannya selalu terdengar suara seperti tepukan. Kedua payudaraku
berguncang guncang setiap kali vaginaku disodok kontol Hendra. Sudah
tidak terhitung Aku mengalami orgasme, vaginaku basah dengan cairan.
Sehingga kontol Hendra dengan leluasa keluar masuk.
Darahku
makin mengelegak terbakar nafsu. Tangan Hendra yang tadinya mencengkram
kedua buah pantatku sekarang kembali meremas payudaraku yang berguncang
guncang. Kedua jarinya memilin kedua putingku payudaraku.
”ohh..
Hendra.. ter... russhh.. terushh.. Argh..argh...” tanpa malu malu lagi
aku mendesis meminta Hendra terus memompakan kontolnya. Pantatku yang
tadinya maju mundur kini bergerak memutar seolah hendak memeras. Dinding
vaginaku kembali berdenyut denyut. Aku memejamkan mataku berusaha
menahan ledakan besar yang sudah hampir sampai. Aku berusaha menahan
lebih lama lagi. Kelentitku yang sudah mengembang tergesek gesek oleh
tusukan kontol Hendra yang perkasa, makin membuatku semakin tidak bisa
bertahan lebih lama lagi.
” Ohh... Hendra...
Argh......arghhh.... ” Aku mengerang panjang. Aku sudah tidak bisa
bertahan lebih lama lagi. Siksaan gejolak nafsu itu terlalu kuat untuk
kutahan. Aku harus menyerah untuk kesekian kalinya, padahal Aku yakin
Hendra belum apa apa. Tubuhku terasa ringan sekali. Otot perutku
mengejang dan tubuhku meliuk melepaskan orgasmeku. Aku terus bergerak
menuntaskan orgasmeku lalu ambruk di tempat tidur. Kubiarkan saja kontol
Hendra menancap di lubang vaginaku. Aku sudah terlalu lelah untuk
bergerak.
Aku terdiam sejenak menikmati sisa sisa
orgasme, Hendra memelukku dari belakang seolah merasakan kenikmatan dan
keletihan yang aku alami.
” Gimana Mi, enak gak dapetnya?” tanyanya dekat sekali dengan telingaku.
” Enak Hendra, Koq loe kuat banget? Gue udah dapet berulang ulang, loe belom apa apa” tanyaku.
” Malam ini Hendra mau ngasih kepuasan buat Mami” Jawabnya.
” Gue udah Cape Hendra”
”Hendra belom keluar Mi, Hendra keluarin dulu ya Mi?, Sekarang mami diatas ya” pintanya
”Gue dibawah aja Hendra, lemes nih.” Tolakku.
Hendra
tetap membangunkanku, membimbingku untuk berdiri ditempat tidur. Lalu
Ia duduk diantara dua kakiku sambil bersender di tepi tempat tidur dan
menyuruhku jongkok perlahan lahan. Dan satu tangannya memegang dan
mengarahkan kontolnya dan diarahkan keselangkanganku. Tubuhku diturunkan
perlahan lahan hingga sedikit demi sedikit ujung kontolnya mulai
terbenam kembali kedalam vaginaku.
”akh...” hampir
secara bersamaan kami menghela nafas lega saat seluruh batang kontol
Hendra masuk tertelan lubang vaginaku. Pantatku terasa geli tertusuk
tusuk rambut kemaluan Hendra yang agak tajam karena dicukur cepak dan
gesekan kantung telur Hendra menempel ketat dibawah pantatku makin
membuatku tambah birahi. Tanpa sadar aku menaikan pantatku dan memaju
mundurkan badanku. Dengan dibantu kedua tangannya yang menyangga kedua
buah pantatku, tubuhku bergerak naik turun di atas pangkuan Hendra.
Kontolnya yang terjepit ketat dalam lubang vaginaku menggesek seluruh
relung dinding vaginaku. Aku menggigit bibirku kuat kuat agar dapat
menahan kenikmatan yang mulai menggerogoti sumsum tulang belakangku.
Hendra
menundukkan wajahnya dan segera menyurukkan ke payudaraku yang berayun
ayun seiring dengan gerakan tubuhku yang menari nari di pangkuannya.
Kedua payudaraku dilumatnya bergantian. Lidah Hendra mengilik ngilik
puting payudaraku yang dijepitnya dengan kedua bibirnya. Aku merasa
seperti melayang menerima rangsangan ganda seperti itu.
”Akh...
okhh...” aku merasakan nikmat yang luar biasa. Tanganku merengkuh
kepala Hendra dan menekankannya ke dadaku. Perutku mulai merasa kejang
kejang. Gerakanku mulai tak terkendali diatas pangkuan Hendra. Dinding
vaginaku terasa mulai berdenyut denyut meremas kontol Hendra yang
terjepit di dalamnya. Gerakanku semakin liar dan kepalaku seperti
tersentak ke atas.
” Terrushh.. Hendra... Ookhh...” Aku
menjerit panjang saat ada sesuatu yang pecah di dalam perutku. Aku
sudah tidak mampu menahan jebolnya gairahku. Aku mendapatkan multiple
orgasme, 10 kali. Pantatku berputar liar diatas pangkuan Hendra seperti
ingin menggesek dan menggerus kontolnya yang terbenam di dalamnya.
Tangan Hendra membantuku memutar pantatku. Aku melayang dan terhempas
ketempat yang kosong.
Nafasku tinggal satu satu. Lelah
sekali rasanya tubuhku. Aku terkulai lesu diatas pangkuan Hendra. Kedua
tanganku memeluk erat lehernya untuk menuntaskan sisa sisa kepuasan yang
benar benar melelahkan. Dinding dinding vaginaku mengedut ngedut selama
beberapa saat lalu aku terdiam dan ambruk di pangkuan Hendra.
Hendra
memberiku kesempatan untuk mengatur nafas, dengan membiarkan aku
terkulai di pangkuannya. Kontolnya masih sangat keras tetap kokoh memaku
lubang vaginaku.
Perlahan lahan Hendra mengangkat tubuhku yang agak berat dari pangkuannya, tampak ia kewalahan mengangkat tubuhku.
Aku
hanya pasrah saat Hendra membaringkan tubuhku di tempat tidur. Tubuhku
ditelentangkannya dan kedua kakiku dibentangkannya lebar lebar. Sehingga
terlihat jelas olehnya Vaginaku yang menganga.
Hendra
merangkak diatas perutku dan menindihku. Aku tak kuasa lagi menolak apa
yang dilakukannya. Kontolnya yang licin karena lendir orgasmeku kembali
ditusukkannya kelubang vaginaku. Kepala kontolnya langsung masuk liang
vaginaku, karena cairanku yang cukup banyak keluar. Ia terus mendorong
pantatnya hingga seluruh kontolnya amblas kedalam vaginaku.
Dengan
bertumpu pada kedua lutut dan sikunya, Hendra mulai mengayun ayunkan
pantatnya naik turun diatas tubuhku. Batang kontolnya dengan sendirinya
bergerak keluar masuk menusuk nusuk lubang Vaginaku. Aku masih belum
mampu bergerak. Kubiarkan saja Hendra sibuk sendiri diatas tubuh
telanjangku.
Bibir Hendra yang terus menerus menciumi
leher dan turun lagi ke payudaraku membuat nafsuku bangkit . Lidahnya
terus bermain main di kedua puting payudaraku dan tusukan tusukan
kontolnya kembali memaksaku menggerakan tubuhku.
”hmmmghh...
ughh.. Ugh.. ” mulut Hendra terus saja mendengus seperti kerbau
kedaton. ayunan pantanya semakin kencang menghantam vaginaku. Ia terus
bergerak memacuku. Berkali kali mulut rahimku tersodok sodok kontolnya
dan berulang ulang pula aku mendapat orgasme. Ada rasa ngilu bercampur
nikmat menjadi satu.
Aku semakin tidak mampu bergerak
karena berat badan Hendra seolah bertumpu pada perutku. Kedua tangannya
berpindah mengganjal kedua buah pantatku dan mencengkramnya kuat kuat.
Bibirnya kini melumat bibirku dan lidahnya menggesek gesek langit langit
mulutku. Pantatnya kian cepat memompa menghantam vaginaku. Aku merasa
darahku mulai menggelegak. Perutku kembali mengejang pertanda akan
mencapai klimaks yang besar lagi.
Aku berusaha memutar
pantatku yang dicengkram kedua tangan Hendra dengan sisa tenagaku.
Gerakan pantatku memutar menyongsong tusukan kontolnya yang menderu
deru. Vaginaku mulai mengedut ngedut dan mataku seolah mulai terbalik
menahan nikmat. Aku terus bergerak menyongsong nikmat gerakanku dan
gerakan Hendra semakin liar tak terkendali. Kami sama sama mendengus dan
mengerang.
Tangan Hendra yang meremas kedua buah
pantatku terasa lebih kuat. Pantatnya terus menghujam selangkanganku.
Tubuhku menggeliat dan tersentak. Pantatku terangkat saat aku merasa ada
suatu ledakan besar didalam perutku.
”Arghh... Ter... rushh... arghh... ” mulut Hendra terus memintaku mempercepat putaran pantatku Aku terus berusaha bergerak
”Aghh....agh...” Aku merintih panjang bersamaan dengan geraman Hendra.
Mulut
Hendra melumat bibirku kencang sekali saat ujung kontolnya menyemburkan
mani kedalam mulut rahimku. Crrot... crrot... crrot... crrot... Hangat
sekali rasanya saat mulut rahimku tersembur air maninya. Tubuh Hendra
ambruk diatas perutku. Kami sama sama terkulai lemah setelah bertempur
habis habisan.
Aku terbangun saat
alarm hpku berbunyi, menunjukkan jam 11:00 malam, saatnya Aa
meneleponku. Remuk rasanya badanku, Aku paksakan untuk bangun. Hendra
masih memeluku, Aku geser badannya dan berlari ke kamar mandi untuk
bersih bersih. Saat aku bersih bersih, HP ku berbunyi, Kulihat no HP Aa.
” Iya Pah, Koq baru telepon?” Tanyaku sambil membuka kran agar tidak terdengar suara Hendra apabila Ia terbangun.
” Iya nih, Bos baru aja tidur, mamah lagi ngapain?” tanyanya
” Lagi di kamar mandi, baru aja mau tidur, Papah masih dijalan, sama siapa?” tanyaku berpura pura Aku sudah dirumah.
”Iya, baru keluar dari kantor, sama temen. Iya udah, met bobo’ ya. Miss U” jawabnya
”Miss
U too” cepat cepat Aku matikan HP dan keluar kamar mandi hanya
mengenakan celana dalam tadi aku lupa membawa BH, Aku terkejut saat
keluar Hendra sudah didepan pintu, telanjang bulat. Kontolnya sudah
mulai menegang.
”Ditelepon Ya?” Tanyanya meneyelidik
”Iya, gara gara kamu sih. Hampir aja ketahuan, ayo cepet antar Gue pulang!” pintaku
”Nanti dulu Mi, kan baru dua ronde, Hendra masih mau ML lagi” Hendra memintaku untuk tidak pulang.
”Gak bisa Hendra, Gue udah kemaleman, lagipula Gue masuk pagi besok” tolakku sekali lagi.
Hendra
memandang dengan penuh nafsu dan mendekatiku. Ia hanya mengenakan
celana dalam dan menciumku, Aku tak berusaha menolak karena badanku
sudah letih sekali.
”Tubuh Mami benar benar indah,
Hendra suka dengan toket Mami” pujinya sambil tangan kanannya meremas
remas lembut payudaraku, dan tangan kirinya mengusap punggungku dan
turun kebawah. Mulutnya juga turun kebawah, mencium payudaraku.
”Benar
benar indah Mi” dijilatnya perlahan puting payudaraku, sementara tangan
kirinya sudah sampai ke pantatku, meremas remas. Birahiku bangkit
kembali. Aku sudah tidak mungkin menolak yang diinginkan Hendra, Aku
juga menginginkannya. Kemesraan yang diberikan Hendra. Aku ingin dientot
lagi. Kondisiku jauh berbeda saat pertama tadi ML dengan Hendra, penuh
nafsu dan Aku ingin terpuaskan. Sekarang Aku dapat mengatur dorongan
birahiku, Aku ingin menikmatinya.
”oghh...oghh.. Enakk...hh” Aku mengerang merasakan hisapan dan gigitan kecil ada puting payudaraku.
Kontolnya
sudah berdiri tegak, kekar dan panjang. Secara reflex, tanganku
memegang, mengusap dan mengelus kontolnya dengen lembut.
”Ayo sayang, sekarang giliran Mami yang mencumbu Hendra” pintanya.
Kontol
Hendra yang sudah tegang itu kini berada dalam genggamanku. Kukocok
kocok keatas dan kebawah. Nampaknya Ia menikmati kocokanku di kontolnya.
Hal itu terbukti dengan matanya yang tertutup rapat.
”ugh...argh... enak sekali Mi, ohh...” desahnya.” Hisap dong Mi..” pintanya.
Hendra
menekan pundakku untuk berjongkok. Seperti kerbau dicocok hidungnya,
Tanpa diminta dua kali Aku berjongkok dan kontol hendra kuarahhkan ke
rongga mulutku dan mulai memainkan kontol Hendra dibibirku. Kontol itu
kucium dan kujilat ujungnya dengan lembut bahkan sangat lembut sekali.
Benda itu bergetar getar hebat diiringi oleh desahan Hendra. Seponganku
di kontolnya kupadukan dengan sedikit kocokan. Kumainkan lidahku
diantara belahan pada kepala kontolnya. Kutelusuri lekukan pada kepala
kontolnya dengan ujung lidah. Kujilat memanjang, membasahi sekujur
kontolnya. Dan akhirnya kumasukan perlahan kedalam mulutku. Lalu kubuka
mulutku lebar lebar untuk memasukkan kontol hendra semuanya ke mulutku.
Sementara Aku mempermainkan kontolnya dengan mulutku, Hendra yang
berdiri mulai meremas remas kedua buah payudaraku pelan yang makin lama
terasa semakin kasar dan keras remasannnya seiring dengan permainan
mulutku pada kontolnya.
”oghh... enak banget Mi” erang
Hendra, kumasukan lagi kontolnya kedalam mulutku. Setengahnya, kukulum,
kujilat seperti es cream dan setengahnya lagi kukocok kocok. Nafasnya
mendengus dengus tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi.
Tiba
tiba Hendra mendorong kepalaku dan melepaskan kontolnya dari permainan
mulutku dan membimbingku menuju tempat tidur dan mendudukanku pada tepi
tempat tidur. Kemudian Ia berjongkok dan melepaskannya celana dalamku
perlahan sambil lidahnya menjilat perutku dan turun bulu bulu halus yang
ada di kemaluanku, Aku menggelinjang kenikmatan, turun lagi dan
menjilat klitorisku.
”arghh...arghhh...enn... nak Hendra” aku mengerang kenikmatan.
” Sekarang Mami terlentang ya” Hendra membimbingku dan membuat posisi 69
Hendra
kembali melumat lubang vaginaku, lidahnya menjilat jilat tanpa berhenti
di rongga vaginaku. Sementara aku mengocok kontol Hendra dengan
tanganku. Kini kami berdua berkelojotan, sementara nafas kami saling
memburu.
Jarinya pun ikut bermain, meraba mengusap,
hingga menusuk nusuk vaginaku. Keluar masuk, menghantarkan Aku kepada
sensasi yang luar biasa. Bergantian dengan lidahnya yang bergerak liar.
Menjilat dari atas ke bawah, menggigit kecil, menarik bibir vagina, dan
memasukan ke lobang vaginaku yang semakin basah. Menyedotnya kuat kuat.
”Arghhh......arghhhh....” Aku mengerang panjang, merasakan kenikmatan yang berulang ulang.
Jeritanku
menambah keliarannya. Diangkatnya satu pahaku dengan sebelah tangan,
supaya vaginaku lebih terbuka. Jilatan liarnya berpindah ke kedua sisi
pahaku, kemudian kembali ke Vagina dan kadang kadang kelubang anusku.
Oohh.. benar benar tidak terkira rasanya. Gerakan jari yang keluar masuk
vaginaku semakin tak tertahankan. Vaginaku semakin basah, Hendra
menambahkan jumlah jari yang bermain di vaginaku menjadi 3 jari. Keluar
masuk keluar masuk. Gelinjangku semakin tak menentu.
”Hendraa... Arghhh.. Hendraa...” jeritku makin mengencang kan permainan jarinya.
Sementara Aku masih mempermainkan kontol Hendra dengan mulutku, kujilat, kuhisap dan kukulum kontol yang besar itu.
Jilatan
dan pemainan tangan Hendra berhenti dan Ia bangun dari posisi 69, dan
ditatapnya Aku kemudian Ia memasukan kembali jarinya kedalam vaginaku
dan semakin kencang keluar masuk vaginaku, terasa mengaduk ngaduk. Tak
hanya itu Hendra mulai menjilat klitorisku kembali. Dihisap, dijilat,
ditarik perlahan dan disedot berulang ulang.
”Hendra..
Aku gak tahann....” tapi jari Hendra malah semakin kencang mengocok,
diikuti dengan dengus nafas yang memburu. Aghhh...
Hendra
mendaki tubuhku sambil mencium, menjilat sekujur tubuhku yang bergetar
menikmati permainan jarinya. Jilatan liarnya sudah sampai ke payudaraku.
Dengan nafas yang hangat membuat birahiku makin menjadi jadi. Semakin
cepat jari itu bergerak keluar masuk. Aku tak tahan lagi...
”arghhh...
aa..kuu...ma..uu.. keluarr... Dra.. ” Bersamaan dengan itu badanku
bergelinjang keras, kakiku terhentak hentak dan cairan terasa mengalir
dari vaginaku.
”Basah banget Mi?” kurasakan jarinya masih betah dibawah sana. Bergerak gerak hingga menimbulkan bunyi decak decak.
Aku
didorongnya sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan dia naik ke
atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap menerima masuknya kontolnya.
Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus menggumam. Mataku terpejam
menunggu. Dia menurunkan pantatnya. Kontolnya berkilat-kilat dengan
kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. Dia mengusap-usapkan
kontolnya di bibir memekku. Aku semakin menggelinjang.
“Cepat
Hen. Aku sudah nggak tahan!” jeritku. Dia menurunkan pantatnya
perlahan-lahan. Dan...... BLESSSS! Kontolnya menerobos vaginakuku
diiringi jeritanku.
”argghhhh.........” aku menjerit menahan nikmat terasa kontol hendra masuk ke vaginaku inchi demi inchi.
Dia
berhenti sebentar membiarkan aku menikmatinya. Lalu ditekannya lagi
dengan keras sehingga kontolnya yang panjang dan besar itu menerobos ke
dalam dan terbenam sepenuhnya didalam vaginaku. Aku menghentak-hentakkan
pantatku ke atas agar kontolnya masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam
sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia
mulai mengenjotkan kontolnya sambil memutar mutar pinggulnya. Pantatku
turut kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketku
tergoncang-goncang seirama dengan genjotannya di vagianaku. Mataku
terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.
Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi
jeritan. Dia membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu
lidahnya. Sementara di bawah sana kontolnya leluasa bertarung dengan
vaginaku.
“Ohhh..”, erangku,
“Lebih keras Ndra, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” jeritku merasakan nikmat tak terkira
Tanganku
melingkar merangkulnya ketat. Kuku-kukuku membenam di punggungnya.
Pahaku semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir memekku
seirama dengan enjotan kontolnya.
”Aku mau Keluar, Yang”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu.
“Aku juga Ndra... arghhhh...”, sahutku sambil menahan dorongan orgasme yang sangat kuat sekali.
Dia
mempercepat genjotan kontolnya. Keringatnya mengalir dan menyatu dengan
keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya mencengkam
kedua toketku. Diiringi geraman keras dia menghentakkan pantatnya dan
kontolnya terbenam sedalam–dalamnya. Croottt... croott.. crooot..
Maninya memancar deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan
pantatku ke atas menerima kontolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik
dan membelit pantatnya. Aku pun mencapai puncaknya. Kontolnya berdenyut-
denyut memuntahkan pejunya ke dalam vaginaku.
Sekitar
sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu
perlahan- lahan Dia mengangkat tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang
berbinar karena napsu yang telah terpuaskan.
”Mami hebat, Vagina mami legit, hendra puas ngentot sama mami” memujiku.
Kami
tertidur, Hendra memelukku dari belakang. Entah berapa lama aku
tertidur dan terasa kontol hendra menekan dua bongkah pantatku. Aku
lihat jam tanganku sudah menunjukkan jam 01:00. Aku bangkit untuk
mencari air di ruang makan. Karena sangan haus, aku hanya sempat memakai
celana dalam saja. Saat aku sedang minum tiba tiba terasa ada yang
memelukku dari belakang. Dan terdengar suara Hendra
”haus ya Mi? sapanya sambil mencium rambutku dari belakang.
”iya Ndra, aku haus sekali. Uda tiga partai aku gak sempat minum“ jawabku.
„Kita ngentot lagi ya Mi, please?“ rajuk hendra
“udah terlalu malam Ndra, Aku harus pulang” tolakku
“please Mami, Hendra ketagihan sama mami. Hendra mau ngentot mami lagi” rYunYunnnya lagi sambil memelukku lebih keras.
Aku
berusaha meronta, tapi tangan hendra semakin keras memelukku. Tubuhku
merinding dan kurasakan seluruh bulu romaku berdiri saat jilatan lidah
Hendra yang panas menerpa tulang belakangku. Tubuhku didorong Hendra
hingga tengkurap di atas meja makan yang kokoh karena memang terbuat
dari kYunYunn jati pilihan. Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan
Hendra beralih menurunkan celana dalamku dan meremas kedua buah
pantatku. Aku semakin terangsang hebat saat tangan Hendra yang menYunsup
menyentuh dan mengusap usap bibir vaginaku. Sesekali jarinya yang nakal
menyentuh lubang anusku. Gila.. ini anak kuat sekali!!
"Aakhh..
Hendrahh jaangng.. anhh.." desahku antara pura-pura menolak dan
meminta. Ya.. harus kuakui kalau aku benar-benar rindu pada jamahan
lelaki, karena sudah lama Aa tidak menjamahku.
Hendra
yang sudah sangat bernafsu , tidak mempedulikan keberatanku. Dengan
beringas dan agak kasar digigitnya punggungku di sana-sini sehingga
membuat aku menggeliat dan menggelepar seperti ikan kekurangan air.
Apalagi saat bibirnya yang tebal seperti mulai menjilat-jilat pantatku.
"Akhh..
Ndra.. Akhh.. Jang.. Akhh" kepura-puraanku akhirnya hilang saat dengan
agak kasar mulut Hendra dengan rakusnya menggigiti kedua belah pantatku.
Luar biasa sensasi yang kurasakan saat itu. Pantatku bergoyang-goyang ke kanan dan kiri menahan geli saat digigit Hendra.
"Emmhhh.. Pantat Mami indaahh.., Hendra suka Mi" kudengar Hendra menggumam mengagumi keindahan pantatku.
Lalu tanpa rasa jijik sedikitpun lidahnya menyelusup ke dalam lubang anusku dan jilat sana jilat sini.
"Oughh..
sshh.. Amm.. ampunnhh.." aku mendesis karena tidak tahan dengan
rangsangan yang diberikannya. Aku benar-benar pasrah total.
Liang
vaginaku sudah berkedut-kedut seolah tak sabar menanti disodok-sodok.
Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala Hendra
menyeruak di sela-sela pahaku dan mulutnya yang rakus mencium dan
menyedot-nyedot liang vaginaku dari arah belakang.
Secara
otomatis kakiku melebar untuk memberikan ruang bagi kepalanya agar
lebih leluasa menyeruak masuk. Aku sepertinya semakin gila.
"Oughh.. sshh.. Te..terushh.. Ohh.. Ndra.." dari menolak aku menjadi meminta! Benar-benar gila..!!
Pantatku
semakin liar bergoyang saat lidah Hendra menyelusup ke dalam alur
sempit di selangkanganku yang sudah sangat basah dan menjilat-jilat
kelentitku yang sudah sangat mengembang karena birahi. Aku merasakan ada
suatu desakan maha dahsyat yang menggelora, tubuhku seolah mengawang
dan ringan sekali seperti terbang ke langit kenikmatan.
Tubuhku
berkejat-kejat menahan terpaan gelora kenikmatan. Hendra semakin liar
menjilat dan sesekali menyedot kelentitku dengan bibirnya hingga
akhirnya aku tak mampu lagi menahan syahwatku.
"Argghh.. Ndra.. akhh.." aku mendesis melepas orgasmeku yang pertama sejak dientot Hendra untuk keempat kalinya malam ini.
Tubuhku
bergerak liar untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam karena lemas.
Napasku masih memburu saat Hendra melepaskan bibirnya dari gundukan
bukit di selangkanganku. Lalu masih dengan posisi tengkurap di atas meja
makan dengan setengah menungging tubuhku kembali ditindih Hendra. Aku
merasakan ada benda hangat dan keras yang menempel ketat di belahan
pantatku. Gila.. panas sekali benda itu..! Aku terlalu lemas untuk
bereaksi.
Beberapa saat kemudian aku merasakan benda
itu mengosek-kosek belahan vaginaku yang sudah basah dan licin. Sedikit
demi sedikit benda keras itu menerobos kehangatan liang vaginaku. Sesak
sekali rasanya.
Aku kembali terangsang saat benda hangat itu menyeruak masuk dalam kehangatan bibir kemaluanku.
"Hhkkk.. hhk.. shh.. Mem.. mekhh.. Mami benar-benar legithh.." Gumam Hendra di sela-sela napasnya yang memburu.
Didesakkannya kontolnya ke dalam lubang vaginaku. Oughh.. lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku
"Oughh..
Hendra.. Arghh.." aku hanya mampu merintih menahan nikmat yang amat
sangat saat Hendra mulai memompaku dari belakang..!
Dengan
posisi setengah menungging dan bertumpu pada meja makan, tubuhku
disodok-sodok Hendra dengan gairah meluap-luap. Tubuhku tersentak ke
depan saat Hendra dengan semangat menghunjamkan batang kontolnya ke
dalam jepitan liang vaginakuku..! Lalu dengan agak kasar ditekannya
punggungku hingga dadaku agak sesak menekan permukaan meja..!
Tangan
kiri Hendra menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas
buah pantatku dengan gemasnya. Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang
seolah-olah menyambut dorongan kontol Hendra. Pantatku bergoyang memutar
mengimbangi tusukan-tusukan kontol Hendra yang menghunjam
dalam-dalam.....
”Ohhh..arghhh...ohhh...” Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar.
"Ouhmm
terushh.. Terushh.. Yang kerashh.." Aku menceracau dan menggoyang
pantatku kian liar saat aku merasakan detik-detik menuju puncak.
"Putarr.. Mii.. Putarrhh...!" kudengar pula Hendra menggeram sambil meremas pantatku kian keras.
Kontolnya
semakin keras menyodok liang vaginaku yang sudah kian licin. Aku
merasakan kontol Hendra mulai berdenYunt-denYunt dalam jepitan liang
kemaluanku. Aku sendiri merasa semakin dekat mencapai orgasmeku yang
kedua.
Tubuhku serasa melayang. Mataku membeliak
menahan nikmat yang amat sangat. Tubuh kami terus bergoyang dan beradu,
Hendra semakin keras dan liar menghunjamkan kontolnya yang terjepit erat
vaginakuku. Lalu tiba-tiba tubuhnya mengejat-ngejat dan mulutnya
menggeram keras.
"Arghh.. Terushh miiii. Goyangghh.. Arghh.."
Kontolnyanya
yang terjepit erat dalam liang vaginaku berdenYunt kencang dan akhirnya
aku merasakan adanya semprotan hangat di dalam tubuhku..
crooot...croott...croot... Beberapa kali air mani Hendra menyirami
rahimku seolah menjadi pengobat dahaga liarku.
Tubuhnya
kian berkejat kejat liar dan tangannya semakin keras mencengkeram
pantatku hingga aku merasa agak sakit dibuatnya. Tapi aku tak peduli.
Tubuhku pun seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku
bergerak liar menyongsong hunjaman kontol Hendra yang masih
menyemprotkan sisa-sisa air maninya.
"Oughh.. Arkhh..
Teruushh.. Ndraaa..." tanpa malu atau sungkan aku sudah meminta Hendra
untuk lebih kuat menggoyang pantatnya untuk menuntaskan dahagaku.
Akhirnya
aku benar-benar terkapar. Tulang-belulangku serasa terlepas semua.
Benar-benar lemas aku dibuat oleh Hendra. Kami terdiam beberapa saat
menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami peroleh. Kontol
Hendra kurasakan mulai mengkerut dalam jepitan vaginaku.
Perlahan
namun pasti akhirnya kontolnya terdorong keluar dan terkulai menempel
di depan bibir vaginaku yang basah oleh cairan kami berdua. Gila banyak
sekali Hendra mengeluarkan air maninya..! Aku tahu itu karena banyaknya
tumpahan sisa-sisa air mani dari lubang vaginaku yang menetes ke lantai
ruang makan.
"Mami benar-benar hebat.. Saya jadi tambah sayang Mami" bisik Hendra di telingaku.
Aku
berusaha melepaskan diri dari jepitan tubuh Hendra yang kekar. Lalu aku
bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Lalu aku mandi di
malam yang dingin itu.
Tiba tiba
terasa ada yang memelukku dari belakang, ternyata Hendra, yang hanya
memakai handuk. Gila..! Orang ini benar-benar bernafsu kuda..!! Tubuhku
diangkatnya dan hendak dibawa masuk ke kamar mandi.
"Jangan di situ Ndra.." bisikku. Aku tidak mau bersetubuh di lantai kamar mandi yang dingin..! Bisa-bisa masuk angin nanti..!
"Ke kamar aja Ndra" Aku tahu tak mungkin aku menolak keinginan Hendra..! Apalagi aku juga menYunkainya.
Akhirnya
tubuhku dipondong ke kamar. Kamar tamu fasilitasnya komplit sesuai
standar rumah berkelas. Kamar yang dilengkapi tempat tidur spring bed,
dan kamar mandi di dalam, serta AC..!
Setelah menutup
pintu kamar dengan kakinya, Hendra menurunkan tubuhku di lantai dan
bibirnya mulai mencari-cari bibirku. Aku diam saja saat bibirnya
menyedot-nyedot bibirku. Aku semakin geli saat lidahnya berusaha
menyusup ke dalam mulutku dan mengais-ngais di dalamnya. Tanpa sadar
lidahku ikut menyambut lidah Hendra yang mendesak-desak dalam mulutku.
Gila..!
aku telah telanjang bulat di depan anak buahku sendiri..!! Aku memang
belum sempat memakai celana dalam dan BH setelah mandi tadi. Lalu dengan
sekali tarik Hendra melepas handuk yang melilit di pinggangnya hingga
ia juga telanjang bulat di depanku..! Mulutnya dengan ganas melumat
bibirku sementara tangannya memeluk erat tubuh telanjangku..!
Aku
merasa kegelian saat tangannya meremas-remas pantatku yang telanjang.
Aku semakin menggelinjang saat bibirnya mulai turun ke leher dan terus
ke dua buah dadaku yang padat menjadi sasaran mulutnya yang bergairah..!
Gila..! Liar.. dan panas..! Itulah yang dapat kugambarkan. Betapa tidak..!
Hendra mencumbuku dengan semangat yang begitu bergelora seolah-oleh harimau lapar menemukan daging..!
Agak
sakit tapi nikmat saat kedua buah dadaku secara bergantian digigit dan
disedot dengan liar oleh mulut Hendra. Tanganku pun dibimbingnya untuk
dipegangkan ke arah batang kemaluannya yang tegak.
"Oughh..
Shh.. Enakhh.." mulutku tak sadar berbicara saat lidah Hendra yang
panas dengan liar mempermainkan puting payudaraku yang sudah mengeras.
Sambil
masih tetap memeluk tubuhku dan menciumi payudaraku, Hendra tetap duduk
di pinggir tempat tidur. Dilepaskannya mulutnya dari payudaraku dan
kembali diciuminya bibirku dengan ganasnya. Aku jadi terjongkok didepan
tubuh telanjang Hendra yang sudah duduk di pembaringan, aku jadi berdiri
di atas kedua lututku. Payudaraku yang kencang menjepit batang kemaluan
Hendra yang hitam dan keras itu..!
"Hh.. Sshhah.." Hendra mendesis saat batang kemaluannya yang besar dan hitam itu terjepit payudaraku.
Dipeluknya
tubuhku dengan semakin ketat dan ditekankannya hingga payudaraku
semakin erat menjepit batang kemaluannya. Aku merasa kegelian saat
bulu-bulu kemaluan Hendra yang sangat lebat menggesek-gesek pangkal
payudaraku. Apalagi batang kemaluannya yang keras terjepit di tengah
belahan kedua buah payudaraku, hal ini menimbulkan sensasi yang lain
daripada yang lain.
Aku tidak sempat berlama-lama
merasakan sensasi itu saat tangan Hendra yang kokoh menekan kepalaku ke
bawah. Diarahkannya kepalaku ke arah kemaluannya, sementara tangan
satunya memegang batang kemaluannya yang berdiri gagah di depan wajahku.
Aku tahu ia menginginkan aku untuk mengulum batang kemaluannya.
Tanpa
perasaan malu lagi kubuka mulutku dan kujilati batang kemaluan Hendra
yang mengkilat. Gila besar sekali..!! Mulutku hampir tidak muat dimasuki
benda itu..!
"Arghh.. Terr.. Terushh miiii..!" Mulut
Hendra mengoceh tak karuan saat kumasukkan batang kemaluannya yang
sangat besar itu ke dalam mulutku.
Kujilati lubang di
ujung kemaluannya hingga ia mendesis-desis seperti orang kepedasan.
Tidak puas bermain-main dengan batang kemaluan itu mulutku bergeser ke
bawah lidahku menyelusuri guratan urat yang memanjang dari ujung kepala
kemaluan Hendra hingga ke pangkalnya.
Hendra semakin
blingsatan menerima layananku..! Tubuh- nya semakin liar bergerak saat
bibirku menyedot kedua biji telor Hendra secara bergantian.
"ma..mmmiii.. Heb.. baathh.. Ohh.. Sshh.. Akhh..".
Aku
semakin nakal, bibirku tidak hanya menyedot kantung zakarnya melainkan
lidahku sesekali mengais-ngais anus Hendra yang ditumbuhi rambut. Hendra
semakin membuka kakinya lebar-lebar agar aku lebih leluasa memuaskan
nya.
Beberapa saat kemudian tubuhku ditarik Hendra dan
di lemparkannya ke tempat tidur. Aku masih tengkurap saat tubuh
telanjangku ditindih tubuh telanjang Hendra. Kakiku dibentangkannya
lebar-lebar dengan kakinya dan otomatis batang kemaluannya kini terjepit
antara perutnya sendiri dan pantatku.
Ditekannya
pantatnya hingga batang kemaluannya semakin ketat menempel di belahan
pantatku. Tubuhku meng-gelinjang hebat saat lidahnya kembali menYunsuri
tulang belakangku dari leher terus turun ke punggung dan turun lagi ke
arah pantatku.
Tanpa rasa jijik sedikitpun, lidah
Hendra kini mempermain-kan lubang anusku. Aku merasakan kegelian yang
amat sangat tetapi aku tidak dapat bergerak karena pantatku ditekannya
kuat-kuat. Aku hanya pasrah dan menikmati gairahnya...
Seluruh
tubuhku dijilatinya tanpa terlewatkan seincipun. Dari lubang anus,
lidahnya menjalar ke bawah pahaku terus ke lutut dan akhirnya seluruh
ujung jariku dikulumnya. Benar-benar gila..!! Rasa geli dan nikmat
berbaur menjadi satu..!!
Aku semakin mendesis liar
saat mulut Hendra dengan liar dan gemas menyedot payudaraku bergantian.
Kedua puting payudaraku dipermainkan oleh lidahnya yang panas sementara
tangannya bergerak turun ke bawah dan mulai bermain-main di
selangkanganku yang sudah basah.
Liang vaginaku
berdenyt-denyut karena terangsang hebat, saat jari-jari tangan Hendra
menguak labia mayoraku dan menggesek-gesekkan jarinya di dinding lubang
kemaluanku yang sudah semakin licin.
Sensasi hebat
kembali menderaku saat dengan liar mulut Hendra menggigit-gigit perut
bagian bawahku yang masih rata. Perutku memang rata karena aku rajin
berlatih kebugaran selain itu aku belum mempunyai anak hingga tubuhku
masih sempurna.
"Aakhh.. Hendra..... Oughh.." aku
mendesis saat bibir Hendra menelusuri gundukan bukit kemaluanku.
Lidahnya menyapu-nyapu celah di selangkanganku dari atas ke bawah hingga
dekat lubang anusku. Lidahnya terus bergerak liar seolah tak ingin
melewatkan apa yang ada di sana.
Tubuhku tersentak
saat lidah Hendra yang panas menyusup ke dalam liang kemaluanku dan
menyapu-nyapu dinding kemaluanku. Kakiku dipentangkannya lebar-lebar
hingga wajah Hendra bebas menempel gundukan kemaluanku. Rasa geli yang
tak terhingga menderaku.
Tubuhku serasa kejang karena
kegelian saat wajah Hendra dengan giat menggesek-gesek bukit kemaluanku
yang terbuka lebar. Perutku serasa kaku dan mataku terbeliak lebar.
Kugigit bibirku sendiri karena menahan nikmat yang amat sangat.
"Akhh
Hendraaahh.. Ak....ku.....Ohh.." aku tak kuasa meneruskan kata kataku
karena aku sudah keburu orgasme saat lidah Hendra dengan liar
menggesek-gesek kelentitku. Tubuhku seolah terhempas dalam nikmat. Aku
tak bisa bergerak karena kedua pahaku ditindih lengan Hendra yang kokoh.
Tubuhku masih terasa lemas dan seolah tak bertulang
saat kedua kakiku ditarik Hendra hingga pantatku berada di tepi tempat
tidur dan kedua kakiku menjuntai ke lantai. Hendra lalu menguakkan kedua
kakiku dan memposisikan dirinya di tengah-tengahnya. Kemudian ia
memasukan batang kontol nya yang sudah sangat keras ke bibir kemaluanku
yang sudah sangat basah karena cairanku sendiri.
Aku
menahan napas saat Hendra mendorong pantatnya hingga ujung kemaluannya
mulai menerobos masuk ke dalam jepitan liang kemaluanku. Seinci demi
seinci, batang kontol Hendra mulai melesak ke dalam jepitan liang
vaginaku. Aku menggoyangkan pantatku untuk membantu memudahkan
penetrasinya.
Rupanya Hendra sangat berpengalaman
dalam hal seks.., hal ini terbukti bahwa ia tidak terburu-buru
melesakkan seluruh batang kemaluannya tetapi dilakukannya secara
bertahap dengan diselingi gesekan-gesekan kecil ditarik sedikit lalu
didorong maju lagi hingga tanpa terasa seluruh batang kemaluannya sudah
terbenam seluruhnya ke dalam liang kemaluanku.
Kami
terdiam beberapa saat untuk menikmati kebersamaan menyatunya tubuh kami.
Bibir Hendra memagut bibirku dan akupun membalas tak kalah liarnya. Aku
merasakan betapa kontol Hendra yang terjepit dalam liang vaginaku
mengedut-ngedut. Kami saling berpandangan dan tersenYunm mesra.
Tubuhku tersentak saat tiba-tiba Hendra menarik batang kontolnya dari jepitan liang vaginaku.
"Aakhhh.." aku menjerit tertahan. Rupanya Hendra nakal juga!!
"Enak miii.?!" bisiknya
"Kamu
nakal Hendrahh...Ohh.." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku Hendra
mendorong kembali pantatnya kuat-kuat hingga seolah-olah ujung kontolnya
menumbuk dinding rahimku di dalam sana.
Aku tidak
diberinya kesempatan untuk bicara. Bibirku kembali dilumatnya sementara
kemaluanku digenjot lagi dengan tusukan-tusukan nikmat dari batang
kemaluannya yang besar..!, sangat besar untuk ukuran orang Indonesia.
Setelah
puas melumat bibirku, kini giliran payudaraku yang dijadikan sasaran
lumatan bibir Hendra. Kedua puting payudaraku kembali dijadikan
bulan-bulanan lidah dan mulut Hendra.
Tubuhku mulai
mengejang..! Gawat.. aku hampir orgasme lagi..! Kulihat Hendra masih
belum apa-apa..!! Ini tidak boleh dibiarkan.., Pikirku. Aku paling suka
kalau posisi di atas sehingga saat orgasme bisa full sensation.
Lalu tanpa rasa malu lagi kubisikkan sesuatu di telinga Hendra, "Giliranku di atas sayang.."
Hendra
meluluskan permintaanku dan menghentikan tusukan-tusukannya. Lalu tanpa
melepaskan batang kemaluannya dari jepitan liang kemaluanku ia
mengguling kan tubuhnya ke samping. Kini aku sudah berada di atas
tubuhnya..!
Aku sedikit berjongkok dengan kedua kakiku
di sisi pinggulnya. Kemudian perlahan-lahan aku mulai menggoyangkan
pantatku. Mula-mula gerakanku maju mundur lalu berputar seperti layaknya
bermain hula hop... Kulihat mata Hendra mulai membeliak saat batang
kontolnya yang terjepit dalam liang vaginaku kuputar dan kugoyang.
Pantat Hendra pun ikut bergoyang mengikuti iramaku.
"Shh..
Oughh.. Terushh.. miiii. Arghh..!" Hendra mulai menggeram. Tangannya
yang kokoh mencengkeram kedua pantatku dan ikut membantu menggoyangnya.
Gerakan kami semakin liar. Napas kami pun semakin menderu seolah
menyaingi gemuruh hujan yang masih turun di luar sana.
Cengkeraman
Hendra semakin kuat menekan pantatku hingga aku terduduk di atas
kemaluannya. Kelentitku semakin kuat tergesek batang kemaluannya hingga
aku tak dapat menahan diri lagi. Tubuhku bergerak semakin liar dan
kepalaku tersentak ke belakang saat puncak orgasmeku untuk yang kesekian
kalinya tercapai. Tubuhku mengejat-ngejat di atas perut Hendra. Ada
semacam arus listrik yang menjalar dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun.
"Arrkhh.. Ohh.. Terr.. rushh.. Ohh..!" aku menjerit melepas orgasmeku meminta Hendra untuk semakin kuat memutar pantatnya.
Akhirnya
aku benar-benar ambruk di atas perut Hendra. Tulang belulangku seperti
dilolosi. Tubuhku lemas tak bertenaga. Napasku ngos-ngosan seperti habis
mengangkat beban yang begitu berat. Aku hanya pasrah saja saat Hendra
yang belum orgasme mengangkat tubuhku dan membalikkannya. Ia mengganjal
perutku dengan beberapa bantal hingga aku seperti tengkurap di atas
bantal. Kemudian Hendra menempatkan diri di belakangku. Dicucukkannya
batang kontolnya di belahan kemaluanku dari belakang.
Rupanya
ia paling menyukai doggy style. Aku jadi teringat SMS lucu dari
kolegaku yang katanya, "Gaya seks paling ideal bagi orang berusia lanjut
adalah gaya anjing.. Cukup diendus-endus saja..!!" Kalau Hendra memang
paling senang doggy style, katanya full imagination.
Setelah
tepat sasaran, Hendra mulai menekan pantatnya hingga kontolnyaya amblas
tertelan vaginaku. Ia diam beberapa saat untuk menikmati sensasi
indahnya jepitan vaginaku. Dengan bertumpu pada kedua lututnya, Hendra
mulai menggenjot vaginaku dari arah belakang. Kembali terdengar suara
tepukan beradunya pantatku dengan tulang kemaluan Hendra yang semakin
lama semakin cepat mengayun ayunkan pantatnya maju mundur.
Kurang
puas dengan jepitan vaginaku, kedua pahaku yang terbuka dikatupkannya
hingga kedua kakiku berada diantara kedua paha Hendra.
Kembali
ia mengayun ayunkan pantatnya maju mundur. Aku merasakan betapa jepitan
vaginaku kian erat menjepit kontolnya. Aku bermaksud menggerakkan
pantatku mengikuti gerakanya, tetapi tekanan tangannya terlalu kuat
untuk kulawan hingga aku pasrah saja.
Aku benar-benar
dibawah penguasaannya secara total. Tempat tidurku ikut bergoyang
seiring dengan ayun ayunan kontol Hendra yang menghunjam ke dalam liang
kemaluanku. Nafsuku mulai terbangkit lagi. Perlahan-lahan gairahku
meningkat saat kontol Hendra menggesek-gesek kelentitku.
"Ugh.. Ugh.. Ahh.." terdengar suara Hendra mendengus saat memacu menggerakkan pantatnya menghunjamkan kemaluannya.
"Terushh.. Terushh Ndraa.. Terushh.. Ahh.." kembali tubuhku bergetar melepas orgasmeku.
Kepalaku
terdongak ke belakang, sementara Hendra tetap menggerakkan kontolnya
dalam jepitan vaginaku kini tubuhnya sepenuhnya menindihku. Kepalaku
yang terdongak ke belakang didekapnya dan dilumatnya bibirku sambil
tetap menggoyangkan pantatnya maju mundur. Aku yang sedikit terbebas
dari tekanannya ikut memutar pantatku untuk meraih kenikmatan lebih
banyak.
Kami terus bergerak sambil saling berpagutan
bibir dan saling mendorong lidah kami. Entah sudah berapa kali aku
mencapai orgasme selama bersetubuh dengan Hendra ini.
Hendra
melepaskan kontolnya dari jepitan vaginaku dan mengangkat tubuhku
hingga posisi telentang. Aku sudah pasrah. Dibentangkannya kedua pahaku
lebar-lebar lalu kembali Hendra menindihku. vaginaku yang sudah sangat
licin disekanya dengan handuk kecil yang ada di tempat tidur. Kemudian
ia kembali menusukkan batang kemaluannya ke bibir kemaluanku.
Perlahan
namun pasti, seperti gayanya tadi dikocoknya kontolnya hingga sedikit
demi sedikit kembali terbenam dalam kehangatan liang vaginaku. Tubuh
kami yang sudah basah oleh peluh kembali bergumul.
" Hendra.. Hebatthh.." bisikku.
"Biasa miii.. Kalau ngentot sama mami maunya lama .." demikian kilahnya.
Kami
tidak dapat berbicara lagi karena lagi-lagi bibir Hendra sudah melumat
bibirku dengan ganasnya. Lidah kami saling dorong mendorong sementara
pantat Hendra kembali menggenjotku sekuat-kuatnya hingga tubuhku timbul
tenggelam dalam busa springbed yang kami gunakan.
Kulihat
tonjolan urat di kening Hendra semakin jelas menunjukkan napsunya sudah
mulai meningkat. Napas Hendra semakin mendengus seperti kerbau gila.
Aku yang sudah lemas tak mampu lagi mengimbangi gerakan Hendra.
"Ugh..
Ughh.. Uhh.." dengus napasnya semakin bergemuruh terdengar di
telingaku. Bibirnya semakin ketat melumat bibirku. Lalu kedua tangan
Hendra menopang pantatku dan menggenjot vaginaku dengan tusukan-tusukan
kontolnya.
Aku tahu sebentar lagi ia akan sampai. Aku
pun menggerakkan pantatku dengan sisa-sisa tenagaku. Benar saja
tiba-tiba ia menggigit bibirku dan menghunjamkan batang kemaluannya
dalam-dalam ke dalam liang kemaluanku dan crrt.. Crrtt.. Cratt.. Crott..
Crrat.. Ada lima kali mungkin ia menyemprotkan spermanya ke dalam
rahimku. Ia masih bergerak beberapa saat seperti berkelojotan, lalu
ambruk di atas perutku. Aku yang sudah kehabisan tenaga tak mampu
bergerak lagi.
Kami tetap berpelukan menuntaskan rasa
nikmat yang baru kami raih. kontol Hendra yang masih kencang tetap
menancap ke dalam liang vaginaku. Keringat kami melebur menjadi satu.
Akhirnya kami tertidur sambil tetap berpelukan dengan batang kemaluan
Hendra tetap tertancap dalam vaginaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar